Selasa, 31 Maret 2009

Bos Jangan Tahu


Kiki sedang bingung. Sebenarnya bukan dia yang seharusnya bingung, tapi Erna. Masalahnya, Kiki ikut-ikutan bingung karena dia juga terlibat. Erna sudah sering datang terlambat di kantor. Bukan itu saja. Dia juga sering pulang lebih awal kalau atasan mereka sedang tidak di kantor. Seperti bermain kucing-kucingan deh. Kalau atasan pergi, Erna pulang lebih cepat. Malah, kadang-kadang pada jam makan siang, Erna bisa keluar makan hingga dua jam lamanya. Tapi kalau atasan ada di kantor, Erna tampaknya rajin bekerja.

Kiki dan teman-teman lainnya sebenarnya tidak senang dengan sikap Erna. Mereka sendiri tidak pernah berbuat demikian. Bahkan ada yang sudah bekerja enam tahun lamanya, tapi tidak pernah berbuat seperti Erna. Sulitnya, setiap kali Erna akan terlambat, dia minta tolong teman-temannya agar mewakilinya mengisi buku absensi. Demikian pula ketika dia pulang lebih awal, dia titip absensi. Selain itu, dia selalu bilang:"Jangan bilang-bilang Bos ya?"

Kiki dan teman-temannya merasa sungkan dan tidak enak sehingga mereka terpaksa diam saja dan tidak melapor ke atasan. Tapi sebenarnya dalam hati kecilnya mereka merasa bersalah dan takut ketahuan atasan juga.

Hari ini, tanpa disangka-sangka, atasan mereka datang ke kantor setelah makan siang. Erna belum kembali dari istirahat makan siang. Ketika atasan menanyakan Erna kemana, Kiki mengatakan Erna sedang makan siang. Tapi setelah hampir pukul dua Erna belum kembali, atasannya bertanya lagi. Kiki bingung. Terpaksa dia menjawab bahwa dia tidak tahu kemana Erna pergi. Ternyata Erna kembali ke kantor pukul dua lebih. Atasan langsung menanyakan Erna dari mana. Sambil terbata-bata Erna mengatakan tadi dia makan siang. Tapi ketika ditanya mengapa sampai demikian lama, dia tidak bisa menjawab.

Merasa ada sesuatu yang tidak wajar, atasan mereka langsung bertanya kepada bagian keamanan yang berjaga di depan kantor. Bagian keamanan mengatakan apa adanya dengan jujur. Dari mereka, akhirnya ketahuan bahwa Erna selalu pergi makan siang hingga dua jam lebih. Dia juga sering datang terlambat dan pulang lebih awal.

Tentu saja atasan marah sekali. Selama ini beliau tidak pernah marah karena memang bukan termasuk orang yang emosional. Tapi dalam kasus ini, mau tak mau beliau marah. Erna dipanggil dan diajak bicara mengenai hal itu. Beliau bertanya mengapa Erna berbuat semacam itu. "Apakah karena tidak suka bekerja di sana ? Atau apa?" Dengan perasaan bersalah, Erna meminta maaf dan mengaku sebenarnya dia suka bekerja di perusahaan itu. Hanya saja dia memang sering terlambat bangun pagi. Kemudian rumahnya jauh, sehingga kalau dia bisa pulang lebih awal, maka dia tidak perlu bermacet-macet di jalan.

Adapun dia perlu waktu agak lama untuk makan siang karena dia selalu makan siang bersama pacarnya. Tempat makannyapun selalu berp indah -p indah dan agak jauh dari kantor, sehingga dia terlambat tiba di kantor.

Atasannya sangat menyayangkan hal itu. Beliau berpendapat, kalau dari awal sudah tidak suka bekerja di sana , apalagi nanti. Kalau sejak awal bekerja, Erna sudah tidak jujur, bagaimana beliau bisa percaya lagi? Apalagi Erna masih dalam masa percobaan. Belum tiga bulan bekerja. Akhirnya, terpaksa Erna diminta mengundurkan diri.

Setelah itu, Kiki dan teman-teman lain dipanggil atasan. Beliau menanyakan mengapa selama ini tidak ada yang melaporkan masalah Erna kepadanya. Beliau berkata:"Satu hal yang saya paling tidak suka adalah perkataan 'Jangan bilang-bilang Bos', atau 'Bos jangan sampai tahu.'

Beliau menjelaskan bagi beliau, kepercayaan adalah nomor satu dalam bekerja. "Saya percaya pada kalian. Saya harap kalian percaya saya dan kalian juga memang bisa dipercaya. Dengan demikian, bekerja menjadi nyaman dan menyenangkan.

Hanya orang yang melakukan kesalahan yang akan mengucapkan kata-kata 'Bos jangan tahu'. Hanya orang yang merasa bersalah yang akan merasa takut kalau ketahuan. Selama kita berbuat benar, tidak ada yang perlu ditakuti bukan? Supaya tidak takut, berbuatlah benar dan juga jangan berpihak kepada yang salah."

Betul juga sih, pikir Kiki. Kiki bersyukur. Untung beliau bijaksana. Kiki dan teman-temannya dimaafkan. Tapi kini Kiki dan semua temannya mengerti bahwa selama ini mereka ikut merasa bersalah karena telah ikut melindungi kesalahan Erna. Tanpa sadar, mereka ikut merasa takut ketahuan, padahal yang bersalah bukan mereka semua. Mereka semua hanya menjadi korban perbuatan Erna.

Sekarang, Kiki berniat menghindari ungkapan 'Bos jangan tahu!'. Caranya? Tidak melakukan kesalahan. Kalaupun salah, lebih baik mengaku dan meminta maaf serta berniat mengubahnya. Toh, akhirnya pasti ketahuan juga. Mana ada sih perbuatan buruk yang pada akhirnya tidak ketahuan? Do the right thing! It will set you free from fear!

Sumber: Bos Jangan Tahu oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist


Rabu, 25 Maret 2009

20 PERATURAN MAJIKAN YANG ANEH


SECARA umum majikan TKI di Singapura baik, tetapi ada juga yang brengsek sehingga berurusan dengan polisi. Mereka sering membuat peraturan yang aneh- aneh. Berikut 20 aturan yang aneh-aneh seperti dikumpulkan koran The Strait Times .

1. Gaji penuh didapat setelah kontrak selesai (selama 2 tahun).

2. Uang yang didapat dari “angpao” harus dititipkan kepada majikan.

3. Di malam hari semua mainan anak harus dalam keadaan tercuci.

4. Sebelum tidur wajib menangkap seekor kecoa atau cicak.

5. Wajib mematikan teve sebelum tidur.

6. Gendong bayi dan memasak berbarengan.

7. Pisahkan jemuran pakaianmu dan pakaian majikan.

8. Dilarang pegang uang.

9. Bertegur sapa, harus menunduk, senyum, sambil bilang “terima kasih”.

10. Dilarang pakai toilet majikan.

11. Harus sembunyi di dapur kalau tuan datang.

12. Dilarang senyum dan bertegur sapa dengan tetangga.

13. Dilarang menduduki sofa tamu/depan. Harus duduk di lantai saat menerima perintah majikan.

14. Wajib pakai pakaian jeans, tertutup rapat di rumah.

15. Dilarang melongok dan melihat-lihat dari jendela.

16. Harus minta izin kalau mau buka-buka lemari.

17. Jangan pakai yang “aneh-aneh” di dalam rumah.

18. Mandi cukup sekali sehari.

19. Membersihkan lantai harus pakai kain, bukan mop.

20. Jangan makan makanan yang bukan untukmu.


Senin, 23 Maret 2009

Uang Dihamburkan, Rakyat Diterlantarkan


Pesta demokrasi menguras trilyunan rupiah. Rakyat diminta menyukseskannya. Tapi rakyat gigit jari setelahnya. Demokrasi untuk siapa?

Seorang pengurus sebuah partai politik di sebuah kabupaten di Jawa Barat harus gigit jari. Ia tak bisa menjadi calon anggota legislatif. Pasalnya ia tak mampu membayar setoran ke partai sebagai syarat untuk duduk sebagai caleg kendati ia siang malam ikut membesarkan partainya. “Saya harus membayar Rp 20 juta. Dari mana uang itu saya dapatkan,” katanya.

Itu baru mendaftar lewat partainya, belum ketika sudah masuk dalam daftar calon tetap. Banyak dana lagi yang harus dikeluarkan untuk mempromosikan diri alias mencari popularitas. Mulai dari membuat spanduk, baliho, poster, kaos, bendera, memasang iklan di media massa, mendatangi daerah pemilihan, membayar tim sukses, membuat pesta/hajatan, mendatangkan petinggi partai, dan sebagainya. Walhasil, dana kebutuhan kam-panye ini tak cukup hanya Rp 20 juta per caleg.
Tak heran, bila ada caleg yang akhirnya terjun ke dunia kejahatan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup. Dua caleg asal Lampung Selatan, Reza Fadillah dan Anshorullah dari Partai Pemuda Indonesia ditangkap polisi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Ahad malam (22/2). Dua caleg bersama rekannya ini kedapatan membawa 12 kilogram ganja senilai Rp 26 juta. Ganja sebanyak itu akan dijual di Jakarta untuk modal kampanye. “Untuk membuat artibut kampanye dan sosialisasi,” kata Reza.

Di Jakarta, seorang caleg DPRD DKI pun ditangkap polisi. Hariman Siregar diduga mencuri motor di depan sebuah rumah makan bersama rekannya. Kepada polisi ia mengaku melakukan tindakan kriminal itu karena kesulitan ekonomi. Sedangkan di Riau, Chaterina (54) caleg DPRD Riau tertangkap membawa seribu butir ekstasi. Di Mojokerto, Jawa Timur, Kusryanto, caleg untuk DPRD Kabupaten Mojokerto ter-tangkap saat menjadi bandar judi.

“Demokrasi memang mahal,” kata Rizal Mallarangeng dalam sebuah kesempatan. Hanya mereka yang memiliki modal yang cukup yang bisa berperan. Sementara yang uangnya cekak, harus minggir dari percaturan. Namanya saja pesta demokrasi. Pesta butuh uang. Apalagi untuk duduk di singgasana Senayan.

Siapapun yang sudah telanjur menjadi caleg, mau tidak mau harus berkorban. Dalam pertemuan caleg Golkar di Jakarta (18/2) terungkap, entertainer senior Tantowi Yahya yang menjadi caleg untuk Dapil Sumsel 2 memerlukan dana sekitar Rp 1,5 milyar. Sedangkan Jeremy Tho-mas yang terdaftar untuk Dapil Riau sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 450 juta. Pengeluaran itu paling besar untuk biaya iklan.

Yang menarik adalah cerita para mantan aktivis yang kini menjadi caleg. Dalam perbincangan di sebuah televisi awal Februari lalu, tanpa rasa malu seorang mantan aktivis mengata-kan sudah habis Rp 160 juta. Karena itu pula ia menunggak membayar SPP anaknya selama dua bulan. Ada juga yang mengaku telah mengeluarkan uang Rp 70 juta, padahal asetnya hanya Rp 50 juta. Malah ada yang terang-terangan menyatakan utangnya telah mencapai puluhan juta untuk dana kampanye.

Dibandingkan Pemilu 2004, pemilu kali ini memang agak sedikit beda. Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan calon terpilih tak lagi berdasarkan nomor urut tapi siapa yang suaranya paling banyak. Konsekuensinya, menurut seorang pengamat, dana kampanye akan naik hingga 10 kali lipat. Dana kampanye tak hanya dari partai, tapi para caleg harus merogoh kocek sendiri untuk bersaing dengan sesama rekan mereka separtai.

Wajar bila seorang caleg Golkar menyatakan bahwa seorang caleg DPR RI harus menyediakan dana minimal Rp 400 juta. Bisa dihitung berapa total pengeluaran semua caleg yang tercatat saat ini sebanyak 11.868 orang untuk DPR. Nilainya sekitar Rp 4,727 trilyun rupiah. Jangan kaget dulu, itu belum termasuk pengeluaran caleg dari 471 DPRD kabupaten/kota dan 33 DPRD provinsi. Yang jumlah calegnya mencapai puluhan ribu orang. Anda bisa perkirakan sendiri besarnya. Ada yang memperkirakan jumlahnya bisa sampai Rp 50 trilyun. Wow.....

Itupun baru untuk caleg. Pemilihan presiden/wakil presiden berbeda lagi. Sebagai bahan perbandingan, dalam Pilpres 2004 pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid melaporkan pengeluaran-nya Rp 86 milyar, Megawati Soekanoputri-Hasyim Muzadi Rp 84 milyar, SBY/JK Rp 74 milyar, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo Rp 16 milyar, serta pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar Rp 16 milyar. Total keseluruhannya Rp 276 miliar. Rizal Subiakto, CEO Hotline Advertising memperkirakan tahun 2008 dan 2009 iklan politik ini akan meningkat 3 sampai 4 kali lipat lebih besar dari tahun 2007. Sementara Irfan Wachid dari 25frame Indonesia Production mengatakan seorang politikus nasional akan menghabiskan Rp 5 - Rp 10 milyar/bulan untuk biaya poles diri, poles senyum di hadapan rakyat pemilihnya. Coba Anda hitung sendiri jumlahnya!

Penyelenggaraan pemilu 2009 sendiri membutuhkan biaya yang sangat besar. Anggaran formal yang telah disetujui DPR adalah Rp 14,1 trilyun, dengan rincian anggaran Rp 5,03 trilyun untuk pemilihan legislatif dan Rp 9,072 trilyun untuk pemilihan presiden.

Perilaku boros ini sebenarnya bukan made in Indonesia. Amerika Serikat sebagai adidaya telah mengekspor demokrasi beserta seluruh perangkatnya ke negeri ini. Lihat saja, delapan tahun silam, George W Bush menghabiskan US$ 36 juta untuk iklan televisi. Al Gore mengeluar-kan US$ 31 juta untuk hal yang sama. Biaya itu kini meningkat 50 persen dibandingkan dengan pemilu empat tahun sebelumnya. Untuk iklan televisi sehari saja, Obama menghabiskan dana US$ 3,3 juta (Rp 3,9 milyar). Tuh, apa bedanya dengan Indonesia?

Dana dari Mana?

Iklan politik menjadi primadona bagi para kontestan pemilihan umum untuk menjaring preferensi publik. Riset Nielsen menunjukkan, dana iklan politik tahun 2008 mencapai Rp 2,208 trilyun, meningkat 66 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai Rp 1,327 trilyun. Angka yang sesungguhnya pasti lebih besar karena riset ini belum menghitung belanja iklan politik untuk media radio, internet, serta media luar ruang. Dana iklan politik juga masih akan mengge-lembung karena menjelang pemilu legislatif April 2009, dapat dipastikan iklan politik semakin gencar menyapa publik.

Namun, gegap-gempita iklan politik selalu meninggalkan persoalan kompleks. Bagaimana transparansi dan akuntabilitas-nya? Publik tidak pernah tahu secara persis besaran dana iklan politik itu, dari mana asalnya, siapa saja donaturnya, dibelanjakan untuk apa saja, serta bagaimana konsekuensinya terhadap kinerja pemerintahan yang baru nanti. Pengalaman Pemilu 2004 menunjukkan hal itu.

Inu Kencana, mantan dosen Institut Pemerintahan Dalam Ne-geri (IPDN) menjelaskan paling tidak ada dua model datangnya dana bagi kampanye ini. Pertama, caleg itu orang kaya sehingga mampu membiayai dirinya sen-diri. Kedua, caleg yang dibiayai oleh orang lain. Menurutnya, kedua-duanya berbahaya karena orang kaya akan memikirkan bagaimana mendapatkan uang yang telah diinvestasikan selama kampanye saat duduk di kursi dewan. “Dia akan korupsi sebanyak-banyaknya. Bangsa ini akan hancur,” katanya. Sedangkan, orang yang maju karena didukung para cukong, akan memberikan konsesi kebijakan atau berupa proyek kepada para pemodalnya tersebut.

Karenanya, Inu mencurigai caleg-caleg yang mau menerima dana dari para pengusaha. Masalahnya, wakil rakyat adalah pengawas eksekutif. “Jika ada pengusaha yang mengatur wakil rakyat, ini sama saja dengan maling yang kerja sama dengan satpam,” jelasnya kepada Media Umat.

Analisis Inu itu tidak terlalu berlebihan. Pasti ada 'udang di balik batu' dari setiap dana yang disumbangkan kepada ca-leg/capres. Sosiolog Imam B Prasodjo, mengatakan setiap pengusaha/konglomerat mempunyai hitung-hitungan. Calon yang didukungnya akan jadi atau tidak. ”Kalau prediksinya jadi, ya didukung. Imbalannya yaitu beru-pa undang-undang atau regulasi dan juga proyek-proyek yang bakal menguntungkan konglomerat,” jelasnya.

Hanya saja sangat sulit bisa melacak siapa saja pengusaha kakap yang ada di balik hajatan demokrasi ini. Audit sulit dilakukan. Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Ahmadi Hadibroto dalam sebuah diskusi di Jakarta mengatakan dana kampanye peserta pemilu 2009 tidak dapat diaudit seluruhnya karena keterbatasan jumlah akuntan publik dan waktu. Jumlah laporan yang laporan dana kampanye yang harus diaudit sekitar 18 ribu, sementara jumlah akuntan publik (AP) yang terdaftar yakni 689 orang.

Tak hanya itu, Sekjen Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo menjelaskan akuntan tidak memiliki dasar hukum untuk mengaudit laporan dana kampanye calon anggota legislatif karena yang dimaksud dengan peserta pemilu adalah partai politik dan calon anggota DPD. Audit juga tidak dapat dilakukan maksimal karena akuntan hanya dapat mengaudit dana yang dilaporkan saja. "Kami bukan tidak mau mengaudit, tetapi status hukumnya tidak jelas," kata di Jakarta beberapa waktu lalu..

Sekjen Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarko-sunaryo, di Jakarta, Kamis, meng-ungkapkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang pemilu legislatif telah menyebut-kan peserta pemilu wajib melaporkan dana kampanye dan rekening khusus dana kampanye pada KPU sesuai tingkatannya. Yang dimaksud dalam peserta pemilu adalah partai politik dan calon anggota DPD.

Mimpi Kesejahteraan

Siapa yang diuntungkan dari proses demokrasi dengan biaya besar ini? Jawabnya sangat mudah. Para pengusaha dan orang-orang yang mau dijadikan kacungnya. Simak saja ke mana produksi alat-alat kampanye dipesan? Siapa yang menikmati kue iklan? Pengusaha. Tapi itu bukan pengusaha kecil di pinggir jalan, namun para pengusaha besar. Rakyat hanya menjadi penonton dan penggembira.

Dalam proses berikutnya, para wakil rakyat itu akan berusaha memulihkan kembali kekayaan yang pernah dikeluarkannya sebagai investasi. Para cukong juga akan menagih janji. Di sinilah kemungkinan penyelewengan terbuka lebar. Menurut Imam, semakin besar biaya kampanye yang dikeluarkan oleh calon anggota DPR, bupati, dan lain-lain, semakin besar kemungkinan untuk korupsi terjadi. Sebaliknya, kian sedikit keuntungan rakyat yang diperoleh. “Karena pada awal-awal tahun itu boro-boro akan memikirkan rakyat tetapi orang yang dipilih rakyat ini akan memikirkan bagaimana mengem-balikan uang yang sudah keluar,” jelasnya.

Tak mengherankan bila Transparansi Indonesia menem-patkan DPR sebagai salah satu sarang korupsi. Menarik disimak data Indonesia Corruption Watch (ICW) dari Januari hingga Desember 2004 mengenai kasus korupsi yang melibatkan anggota Dewan menunjukkan beberapa hal. Pertama, dari sisi jumlah kasus, perbuatan korupsi yang meli-batkan anggota DPRD merupakan jumlah terbanyak, yakni 102 kasus dari total 239 kasus korupsi yang muncul di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Data di atas sekaligus hendak menunjukkan bahwa aktor korupsi yang menempati urutan terbesar adalah anggota Dewan. Data ini paralel dengan hasil survei Transparansi Internasional Indonesia (TII) pada 2004 yang menempatkan partai politik sebagai lembaga yang dianggap paling korup. Dengan demikian, terdapat korelasi yang masuk akal antara kondisi partai politik yang buruk dan perilaku anggota Dewan yang korup. Kedua, secara umum terdapat empat modus korupsi DPRD.

Modus pertama adalah menggelembungkan batas alokasi penerimaan anggota Dewan atau yang lebih akrab disebut mark-up.

Kedua, menggandakan (redundant) item penerimaan anggota Dewan melalui berbagai strategi. Strategi yang paling kerap muncul adalah memasukkan item anggaran yang berbeda-beda untuk satu fungsi.

Modus ketiga adalah mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang sebenarnya tidak diatur dalam PP Nomor 110/2000.

Modus keempat adalah korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan Dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi yang paling telanjang dan nyata. Ini sebagaimana telah dilakukan oleh anggota DPRD Kota Padang yang telah memalsukan tiket pesawat perjalanan dinas (SPJ fiktif) hingga mencapai Rp 10,4 milyar.

Di antara keempat modus korupsi tersebut, modus keempat paling umum terjadi. Sedangkan, modus korupsi anggota Dewan yang pertama hingga ketiga merupakan produk kesepakatan dua pihak (eksekutif dan legislatif) dengan memanfaatkan dua hal, kewenangan yang dimiliki untuk membuat peraturan dan celah perundang-undangan yang tumpang-tindih.

Kondisi tak berbeda terjadi pada pihak eksekutif sebab banyak eksekutif adalah para petinggi-petinggi partai. Modusnya tak jauh beda. Ada yang menjadi makelar utang pemerintah maupun penjualan BUMN. Ada yang mengutak-atik anggaran dan sebagainya. Sebagian berkolaborasi dengan pengusaha untuk menggolkan kebijakan pro mereka.

Sementara masyarakat tetap dalam kondisi semula. Janji perubahan tak kunjung tiba. “Tidak ada harapan kesejahteraan dengan model demokrasi yang sekarang ini bagi rakyat. Keadaan tampaknya tidak akan baik,” kata Inu Kencana. Lagi pula, menurut-nya, memang tidak ada hubungan antara demokrasi dan kesejah-teraan. Lebih tegas, ia menyatakan Indonesia masuk ke pelukan kapitalisme. Orang kaya yang menang.

Mengutip pernyataan Jimmy Carter, mantan Presiden Amerika Serikat, bahwa demokrasi kini telah menjadi industri politik. Dengan demikian yang diuntungkan adalah para pemilik modal. Dan itu pas dengan prinsip-prinsip kapitalisme global. Masihkah Anda mengharapkan tetesan kesejahteraannya?

Sumber : [] mujiyanto/www.mediaumat.com



Tips Sehat, Minumlah Air Putih setelah Bangun Tidur


Di Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air setelah Bangun pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya.Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air ini telah dibuktikan sukses oleh kumpulan pengobatan Jepang untuk penyakit lama dan serius dan juga penyakit moderen.

Penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
Sakit kepala, sakit badan, system jantung, arthritis, detak jantung cepat, epilepsi, kelebihan berat badan, asma bronchitis, penyakit ginjal dan urin, muntah-muntah, asam lambung, diare, diabetes, susah buang air besar, semua penyakit mata, rahim, kanker, datang bulan lancar, dan penyakit telinga, hidung dan kerongkongan.

METODE TERAPI

  1. Setelah anda Bangun pagi sebelum mengosok gigi, minum 4 x 160 gelas air
  2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit
  3. Setelah 45 menit anda boleh makan dan minum seperti biasa
  4. Setelah 15 menit sarapan, makan siang dan makan malam, jangan makan ataupun minum apapun selama 2 jam
  5. Untuk anda yang tua ataupun sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air pada saat mulai bisa digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan kemudian ditingkatkan secara berkala hingga 4 gelas per hari.
  6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati penyakit dari orang yang sakit dan orang lain dapat menikmati hidup yang sehat.

Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:
  1. Tekanan darah tinggi (30 hari)
  2. Asam lambung (10 hari)
  3. Diabetes (30 hari)
  4. Susah buang air besar/konstipasi (10 hari)
  5. Kanker (180 hari)
  6. Tuberculosis (90 hari)
  7. Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas ini hanya 3 hari pada minggu pertama dan dari minggu kedua dan seterusnya - setiap hari

Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan buang air beberapa kali.

Adalah lebih baik jika kita melanjutkan terapi ini dan menjadikan prosedur ini sebagai rutinitas kerja dalam kehidupan kita. Minum air dan tetap sehat dan aktif.

Hal ini masuk akal…. Orang Cina dan Jepang minum teh hangat pada saat makan mereka … bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!

Untuk yang suka minum air dingin, artikel ini mungkin berguna untuk anda. memang enak minum minuman dingin setelah makan. Tetapi bagaimanapun juga, air dingin akan memadatkan minyak yang anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.

Sekali “kotoran” ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk minum sup hangat ataupun air hangat setelah makan.


Jumat, 20 Maret 2009

10 FAKTA MENARIK TENTANG ISLAM




  1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia, dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki ( urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’ )
  2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam
  3. Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk
  4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita ( secara perhitungan matematik ). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24 buah.
  5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah.
  6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030
  7. Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama ‘Shiva Lingam‘
  8. Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya sekali dalam hidupnya.
  9. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang tela menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.
  10. Nama original dari kota suci Madinah adalah “YATHRIB”

Dikutip dari http://aneh22.blogspot.com





Presiden Teladan Presiden Termiskin di Dunia !!!

REPOST !!!

Kalo membaca Artikel Ini Sangat Bertolak Belakang Dengan Pejabat di Indonesia yg 99% BEJAT ....!!!!

Mudah-mudahan di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden seperti ini




Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:

"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."


Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang membuat orang ternganga dan terheran-heran :






1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan
Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya
dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana
dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,
sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.



5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977,
sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.
Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.
Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan;
roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,
ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.




9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan,
ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,
ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan,
dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,
atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.


11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?

Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.
Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut,
kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.




12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka



13. Bahkan ketika suara azan berkumandang,
ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa





14. baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh. Berikut dokumentasi pernikahan Putra Seorang Presiden




Mudah-mudahan di pemilu yang akan datang kita akan memiliki Presiden seperti itu


sumber :http://kaskus.us/showthread.php?t=1190442

Pengakuan Tentara Israel


(Selama di Gaza, Kami tidak bermoral)

Ini pengakuan terbaru dan langsung dari prajurit Israel. Dalam sebuah konferensi yang dipublikasikan Selasa lalu, dua orang tentara Israel yang tergabung dalam International Delta Force (IDF atau kesatuan tentara Israel), mengeluarkan pernyataan sehubungan dengan agresi mereka ke Jalur Gaza, Januari silam. "Kami selalu diperintahkan untuk masuk ke kerumunan. Kami diperintahkan untuk menembak kota pertama kali. Kami menembak semua orang dan membunuh banyak orang pula...

"Ketika kami memasuki sebuah rumah, kami tak pernah lagi membuka pintu, dan menembak begitu saja ke dalam rumah itu... Kami menyebutnya sebagai pembunuhan. Kami bertanya pada diri sendiri, apakah ini beralasan?" ujar salah seorang dari mereka.

Yang membuat mereka mengungkapkan hal ini adalah sebuah kejadian yang terus mereka ingat setelah agresi ke Gaza selelsai. "Saya melihat seorang nenek yang renta melintasi kami. Ketika lewat di depan kami, ia dibiarkan saja. Namun setelah membelakangi kami, seorang komandan menyuruh beberapa orang dari kami untuk menembaknya. Itu adalah pembunuhan yang dingin sekali... Dan kami sama sekali tak bermoral."

Pengakuan ini jelas membuat Israel kelabakan. Di tengah investigasi interasional akan kejahatan perangnya selama di Gaza, pernyataan kedua tentara ini jelas semakin menyudutkan mereka. Dani MAzir, Kepala Akademi Tentara Israel langsung mengeluarkan pernyataan, "Kami pikir, mereka berdua terlalu melebih-lebihkan pengalaman pribadi mereka. Semua orang israel mengeluarkan pendapat bahwa nyawa orang Palestina tidak lebih penting daripada hidup tentara Israel." begitu Dani Mazir. "Kami akan segera mengusutnya. Ini tidak etis untuk tentara!" (sa/yn)

sumber: http://eramuslim.com/berita/palestina/pengakuan-tentara-israel-selama-di-gaza-kami-tidak-bermoral.html



Beberapa Kaligrafi Allah

BOS JANGAN TAHU !



Kiki sedang bingung. Sebenarnya bukan dia yang seharusnya bingung, tapi Erna. Masalahnya, Kiki ikut-ikutan bingung karena dia juga terlibat. Erna sudah sering datang terlambat di kantor. Bukan itu saja. Dia juga sering pulang lebih awal kalau atasan mereka sedang tidak di kantor. Seperti bermain kucing-kucingan deh. Kalau atasan pergi, Erna pulang lebih cepat. Malah, kadang-kadang pada jam makan siang, Erna bisa keluar makan hingga dua jam lamanya. Tapi kalau atasan ada di kantor, Erna tampaknya rajin bekerja.

Kiki dan teman-teman lainnya sebenarnya tidak senang dengan sikap Erna. Mereka sendiri tidak pernah berbuat demikian. Bahkan ada yang sudah bekerja enam tahun lamanya, tapi tidak pernah berbuat seperti Erna. Sulitnya, setiap kali Erna akan terlambat, dia minta tolong teman-temannya agar mewakilinya mengisi buku absensi. Demikian pula ketika dia pulang lebih awal, dia titip absensi. Selain itu, dia selalu bilang:"Jangan bilang-bilang Bos ya?"

Kiki dan teman-temannya merasa sungkan dan tidak enak sehingga mereka terpaksa diam saja dan tidak melapor ke atasan. Tapi sebenarnya dalam hati kecilnya mereka merasa bersalah dan takut ketahuan atasan juga.

Hari ini, tanpa disangka-sangka, atasan mereka datang ke kantor setelah makan siang. Erna belum kembali dari istirahat makan siang. Ketika atasan menanyakan Erna kemana, Kiki mengatakan Erna sedang makan siang. Tapi setelah hampir pukul dua Erna belum kembali, atasannya bertanya lagi. Kiki bingung. Terpaksa dia menjawab bahwa dia tidak tahu kemana Erna pergi. Ternyata Erna kembali ke kantor pukul dua lebih. Atasan langsung menanyakan Erna dari mana. Sambil terbata-bata Erna mengatakan tadi dia makan siang. Tapi ketika ditanya mengapa sampai demikian lama, dia tidak bisa menjawab.

Merasa ada sesuatu yang tidak wajar, atasan mereka langsung bertanya kepada bagian keamanan yang berjaga di depan kantor. Bagian keamanan mengatakan apa adanya dengan jujur. Dari mereka, akhirnya ketahuan bahwa Erna selalu pergi makan siang hingga dua jam lebih. Dia juga sering datang terlambat dan pulang lebih awal.

Tentu saja atasan marah sekali. Selama ini beliau tidak pernah marah karena memang bukan termasuk orang yang emosional. Tapi dalam kasus ini, mau tak mau beliau marah. Erna dipanggil dan diajak bicara mengenai hal itu. Beliau bertanya mengapa Erna berbuat semacam itu. "Apakah karena tidak suka bekerja di sana ? Atau apa?" Dengan perasaan bersalah, Erna meminta maaf dan mengaku sebenarnya dia suka bekerja di perusahaan itu. Hanya saja dia memang sering terlambat bangun pagi. Kemudian rumahnya jauh, sehingga kalau dia bisa pulang lebih awal, maka dia tidak perlu bermacet-macet di jalan.

Adapun dia perlu waktu agak lama untuk makan siang karena dia selalu makan siang bersama pacarnya. Tempat makannyapun selalu berp indah -p indah dan agak jauh dari kantor, sehingga dia terlambat tiba di kantor.

Atasannya sangat menyayangkan hal itu. Beliau berpendapat, kalau dari awal sudah tidak suka bekerja di sana , apalagi nanti. Kalau sejak awal bekerja, Erna sudah tidak jujur, bagaimana beliau bisa percaya lagi? Apalagi Erna masih dalam masa percobaan. Belum tiga bulan bekerja. Akhirnya, terpaksa Erna diminta mengundurkan diri.

Setelah itu, Kiki dan teman-teman lain dipanggil atasan. Beliau menanyakan mengapa selama ini tidak ada yang melaporkan masalah Erna kepadanya. Beliau berkata:"Satu hal yang saya paling tidak suka adalah perkataan 'Jangan bilang-bilang Bos', atau 'Bos jangan sampai tahu.'

Beliau menjelaskan bagi beliau, kepercayaan adalah nomor satu dalam bekerja. "Saya percaya pada kalian. Saya harap kalian percaya saya dan kalian juga memang bisa dipercaya. Dengan demikian, bekerja menjadi nyaman dan menyenangkan.

Hanya orang yang melakukan kesalahan yang akan mengucapkan kata-kata 'Bos jangan tahu'. Hanya orang yang merasa bersalah yang akan merasa takut kalau ketahuan. Selama kita berbuat benar, tidak ada yang perlu ditakuti bukan? Supaya tidak takut, berbuatlah benar dan juga jangan berpihak kepada yang salah."

Betul juga sih, pikir Kiki. Kiki bersyukur. Untung beliau bijaksana. Kiki dan teman-temannya dimaafkan. Tapi kini Kiki dan semua temannya mengerti bahwa selama ini mereka ikut merasa bersalah karena telah ikut melindungi kesalahan Erna. Tanpa sadar, mereka ikut merasa takut ketahuan, padahal yang bersalah bukan mereka semua. Mereka semua hanya menjadi korban perbuatan Erna.

Sekarang, Kiki berniat menghindari ungkapan 'Bos jangan tahu!'. Caranya? Tidak melakukan kesalahan. Kalaupun salah, lebih baik mengaku dan meminta maaf serta berniat mengubahnya. Toh, akhirnya pasti ketahuan juga. Mana ada sih perbuatan buruk yang pada akhirnya tidak ketahuan? Do the right thing! It will set you free from fear!

Sumber: Bos Jangan Tahu oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist




Kamis, 19 Maret 2009

BERAMAL PERLU ILMU


Kita menghabiskan waktu 12 tahun belajar dari bangku SD hingga SMA agar sukses hidup di dunia. Tapi sedikit dari kita yang menghabiskan waktu untuk belajar ilmu agama agar sukses hidup di akhirat nanti.

Padahal akhirat itu lebih baik dari dunia. Kenapa? Pertama akhirat itu lebih kekal. Berlangsung trilyunan tahun bahkan lebih. Sementara hidup di dunia paling hanya 100 tahun saja. Kemudian kalau di dunia itu paling kita punya tanah dan rumah seluas 1.000 meter per segi, di akhirat itu luasnya seluas bumi dan langit! Belum lagi berbagai fasilitas seperti makanan dan minuman yang jauh lebih baik dari di dunia.

Oleh karena itu rugilah orang yang hanya belajar ilmu dunia tanpa berusaha mempelajari ilmu akhirat. Mereka malas belajar ilmu agama seolah-olah yakin pasti masuk surga. Padahal Nabi berkata begitu sedikit orang yang masuk surga seperti jumlah bulu putih pada sapi hitam atau bulu hitam pada sapi putih [HR Bukhari].

Seandainya kita sukses hidup di dunia pun misalnya punya tanah ratusan hektar, ratusan mobil mewah, puluhan rumah megah, saat mati saja sudah tidak berguna. Apalagi di akhirat nanti.

"Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya." [Al Mujaadilah:17]

Di akhirat orang yang sengsara akan hidup susah meski di dunia mereka hidup enak. Jangankan makan, minum ala kadarnya saja tidak dapat.

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." [Al Kahfi:29]

Oleh karena itu semoga kita bisa mempelajari ilmu agama kemudian mengamalkannya.








Rabu, 18 Maret 2009

Antara Kopi dan Cangkir

Sekelompok alumni sebuah universitas mengadakan reuni di rumah salah seorang profesor favorit mereka yang dianggap paling bijak dan layak didengarkan. Satu jam pertama, seperti umumnya diskusi di acara reuni, diisi dengan menceritakan (baca: membanggakan) prestasi di tempat kerja masing-masing. Adu prestasi, adu posisi dan adu gengsi, tentunya pada akhirnya bermuara pada berapa $ yang mereka punya dan kelola, mewarnai acara kangen-kangenan ini.

Jam kedua mulai muncul guratan dahi yang menampilkan keadaan sebenarnya. Hampir semua yang hadir sedang stres karena sebenarnya pekerjaan, prestasi, kondisi ekonomi, keluarga dan situasi hati mereka tak secerah apa yang mereka miliki dan duduki. Bahwa dolar mengalir deras, adalah sebuah fakta yang terlihat dengan jelas dari mobil yang mereka kendarai serta merek baju dan jam tangan yg mereka pakai. Namun di lain pihak, mereka sebenarnya sedang dirundung masalah berat, yakni kehilangan makna hidup. Di satu sisi mereka sukses meraih kekayaan, di sisi lain mereka miskin dalam menikmati hidup dan kehidupan itu sendiri. They have money but not life.

Sang profesor mendengarkan celotehan mereka sambil menyiapkan seteko kopi hangat dan seperangkat cangkir. Ada yang terbuat dari kristal yang mahal, ada yang dari keramik asli Cina oleh-oleh salah seorang dari mereka, dan ada pula gelas dari plastik murahan untuk perlengkapan perkemahan sederhana. "Serve yourself," kata profesor, memecah kegerahan suasana. Semua mengambil cangkir dan kopi tanpa menyadari bahwa sang profesor sedang melakukan kajian akademik pengamatan perilaku, seperti layaknya seorang profesor yang senantiasa memiliki arti dan makna dalam setiap tindakannya.

"Jika engkau perhatikan, kalian semua mengambil cangkir yang paling mahal dan indah. Yang tertinggal hanya yang tampaknya kurang bagus dan murahan. Mengambil yang terbaik dan menyisakan yang kurang baik adalah sangat normal dan wajar. Namun, tahukah kalian bahwa inilah yang menyebabkan kalian
stres dan tidak dapat menikmati hidup?" sang profesor memulai wejangannya. "Now consider this: life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided," kali ini kalimatnya mulai menekan hati. "So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead," demikian ia berkata sambil mempersilakan mereka menikmati kopi bersama.

Sewaktu membaca e-mail yang dikirim rekan saya Ucup, begitu panggilan akrabnya, saya ikut tertegun. Sesederhana itu rupanya. Profesor yang bijak selalu membuat yang sulit jadi mudah, sedangkan politikus selalu membuat yang mudah jadi sulit. Betapa banyak di antara kita yang salah menyiasati hidup ini dengan memutarbalikkan kopi dan cangkir. Tak jelas apa yang ingin kita nikmati, kopi yang enak atau cangkir yang cantik.

Ada tiga tipe pekerja (baca: profesional dan pengusaha) yang sering kita lihat dalam menyiasati kopi dan cangkir kehidupan ini. Pertama, pekerja yang sibuk mengejar pekerjaan, jabatan yang akhirnya hanya bertumpu pada kepemilikan jumlah dan kualitas cangkir kehidupan. Paradigmanya sangat sederhana, semakin banyak cangkir yang dipunyai, semakin bercahaya. Semakin bagus cangkir yang dimiliki akan mengubah rasa kopi menjadi enak. Fokus hidup hanya untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas cangkir. Ini yang menyebabkan terus terjadinya persaingan untuk menambah kepemilikan. Sukses diukur dengan seberapa banyak dan bagus apa yang dimiliki. Kala yang lain bisa membeli mobil mewah, ia pun terpacu mendapatkannya. Alhasil, tingkat stres menjadi sangat tinggi dan tak ada waktu untuk membenahi kopi. Semua upaya hanya untuk bagian luar, sedangkan bagian dalam semakin ketinggalan.

Kedua, pekerja yang menyadari bahwa kopinya ternyata pahit – artinya hidup yang terasa hambar; penuh kepahitan, dengki dan dendam; serta tak ada damai dan kebahagiaan -- mencoba menutupnya dengan menyajikannya dalam cangkir yang lebih mahal lagi. Pikirannya juga sangat mudah, kopi yang tidak enak akan terkurangi rasa tidak enaknya dengan cangkir yang mahal. Rasa kurang dicintai rekan kerja, dikompensasi dengan mengadopsi anak asuh dan angkat. Tak merasa diperhatikan, dibungkus dengan memberikan perhatian pada korban gempa di Yogyakarta. Tak menghiraukan lingkungan, ditutup halus dengan program environmental development yang harus diresmikan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup. Tak memperhatikan orang lain dengan tulus, dibalut dengan program community development yang wah. Kalau tidak hati-hati, akan muncul pengusaha kaum Farisi yang munafik bagai kubur bersih, tapi di dalamnya sebenarnya tulang tengkorak yang jelek dan bau.

Ketiga, ada pula pekerja yang berkonsentrasi membenahi kopinya agar lebih enak, semakin enak dan menjadi sangat enak. Tipe ini tak terlalu pusing dengan penampilan cangkir. Pakaian yang mahal dan eksklusif tak mampu membuat borok jadi sembuh. Makanan yang mahal tak selalu membuat tubuh jadi sehat, malahan yang terjadi acap sebaliknya. Fokus pada kehidupan dan hidup menyebabkan ia dapat santai menghadapi hari-hari yang keras. Ia tak mau berkompromi dengan pekerjaan yang merusak martabat, sikap dan kebiasaan. Menyuap yang terus-menerus dilakukan hanya akan membuat dirinya tak mudah bersalah kala disuap. Fokus pada kopi yang enak, membuat ia tak mudah menyerah pada tuntutan pekerjaan, tekanan target penjualan yang mengontaminasi karakternya. Baginya, ini adalah kebodohan yang tak pernah dapat dipulihkan.

Profesor hidup lain lagi pernah berpetuah, "Take no thought for your life, what you shall eat or drink, nor your body what you shall put on. Is not the life more than meat and the body than raiment?" Kalau kita tidak sadar, kita bakal terjerembab: mengkhawatirkan cangkir padahal seharusnya kita fokus pada kopi. Enjoy your coffee, my friend!

Oleh : Paulus Bambang W.S.




Senin, 16 Maret 2009

KEIKHLASAN

Banyak orang yang salah mengartikan ikhlas dengan menyerah. Orang yang bersikap 'nrimo' seringkali disebut dengan bersikap 'ikhlas'. Ketika dia berusaha sedikit lalu hasilnya tidak sesuai dengan harapannya, dia berkata, "Ya sudah, saya ikhlas deh".

Ikhlas bukan menyerah. Ikhlas itu mulia. Menyerah itu berarti kalah.
Kerja ikhlas adalah bentuk usaha terarah dalam mendapatkan sebuah hasil dengan menggunakan kesucian hati sebagai manifestasi kemuliaan dirinya. Kerja ikhlas yang memiliki nilai tinggi adalah kerja ikhlas yang didahului oleh kerja keras dan cerdas.

Itu yang tidak ada di diri saya, saya merasa pekerjaan saya adalah hanya bagian dari tanggungjawab saja.

Ada teman saya berkata : "udah jam berapa nih, masa request datang ga' kenal waktu. Masih mending dapat lebihan, lebih baik kerja sesuai bayaran aja deh.."

Memang sebelum kita masuk ke sebuah perusahaan, kita sudah teken kontrak berapa gaji yang disetujui, apa saja tanggungjawab saya, dan sebagainya.

Seorang pekerja ikhlas, akan berlapang dada menghadapi persoalan dan pekerjaan seberat apapun. Paling tidak sikap lapang dadanya tersebut akan membuat ia fokus dan melokalisasi persoalan, tanpa harus menambah persoalan baru yang berasal dari emosinya. Selain itu juga, mereka akan lebih optimis bahwa pekerjaan tersebut akan bisa mereka atasi.

Seorang pekerja ikhlas dengan kesucian hatinya dapat mempersepsi keadaan lebih jernih dan kemudian dapat menyimpulkan lebih proporsional setiap masalah yang dihadapinya. Seorang pekerja ikhlas dengan kejernihan hatinya akan terlihat hidupnya aman dimanapun mereka berada. Bahkan ketika berada di daerah rawan sekalipun.

Mereka yakin bahwa dirinya ikhlas, tidak membawa maksud buruk, dan karena keikhlasan dan perbuatan-perbuatan baik sebelumnya akan menjaganya.

Kerja ikhlas akan mendekatkan kita pada kemuliaan. Namun kerja ikhlas tidaklah mudah, karena harus didahului dengan kerja keras dan kerja cerdas.

Kerja ikhlas yang tidak didahului kerja keras dan kerja cerdas akan mudah terperosok pada tingkatan menyerah. Orang yang mudah menyerah akan dijauhkan dari kemuliaan.

Pekerja ikhlas itu seperti lautan yang siap menampung apapun yang dikirim kepadanya. Lautan mampu menampung semua aliran sungai tak peduli apakah jernih, kotor atau membawa limbah industri. Laut akan membuatnya menjadi bersih kembali. Makna ikhlas yang seperti ini tentu berbeda dengan makna menyerah.

Nah, sudah seberapa ikhlaskah Anda bekerja sekarang?


Life for Success !



Rabu, 11 Maret 2009

JAKARTA'S NIGHT LIFE

Dibayangkan oleh : Ruli Amirullah

HARI INI, pukul 2.30 dinihari

Suasana disebuah sudut Jakarta

Ratusan orang berkumpul di ruang gelap

Terdengar dentuman musik yang memekakkan telinga

Yang wanita memakai baju minim, bahkan nyaris seperti tidak memakai baju akibat begitu ketatnya dengan kulit.. Yang pria tidak kalah ingin menarik perhatian, menggunakan baju dengan design terbaru agar bisa menarik perhatian kaum hawa….

Kulit mereka bersentuhan, dikarenakan begitu banyaknya orang yang berkumpul, tapi beberapa sengaja merapatkan diri, walau hawa terasa hangat dan menjadikan tubuh berkeringat..

Suasana penuh, tapi justru mereka menikmatinya..

Ketika terasa haus, Mereka memesan berbagai minuman..

Semua minuman tersebut terasa membakar di mulut, dan membuat tubuh terasa panas, but they like it, dan terus minum…. Sampai nyaris hilang kesadaran…

Minuman yang tidak menghilangkan haus, dan mereka terus mereguknya

Ketika suara musik semakin bergemuruh, tangan-tangan mengacung keatas sambil berteriak, menikmati setiap dentuman yang ada

Malam yang dingin menjadi terasa hangat..

Dan mereka mengharap malam tidak akan pernah berakhir

Tapi toh segala sesuatu ada akhirnya..

Saat itu, mereka sedang menikmati malam di sebuah club…

Dan Itu tadi hanyalah suasana di salah satu club Jakarta.. masih banyak tempat serupa dengan suasana yang sama, bahkan lebih “panas”..

Anda berminat..?


DI MASA MENDATANG, ketika waktu sudah berhenti…


Suasana di sebuah sudut Akhirat…

Ratusan, ribuan, jutaan, bahkan ratusan juta orang berkumpul dalam ruang gelap…

Terdengar suara gemuruh api yang memekakkan telinga

Yang wanita maupun pria memakai baju minim, bahkan nyaris tidak memakai baju

Kulit mereka bersentuhan, akibat sesaknya tempat, menjadikan hawa begitu menyesakkan, tubuh begitu banyak mengeluarkan keringat, sempit dan tidak ada ruang untuk bernafas lega. Mereka tidak menyukainya, tapi saat itu sudah tidak ada pilihan…

Ketika terasa haus, mereka mendapat minuman yang terasa begitu membakar dimulut, dan bahkan benar-benar membakar setiap sentimeter dari bagian tubuh yang terlewati air tersebut..begitu panasnya hingga nyaris hilang kesadaran yang meminumnya…

Minuman yang tidak menghilangkan haus, dan mereka harus terus mereguknya

Ketika suara gemuruh api semakin memekakkan telinga, tangan-tangan tengadah keatas sambil berteriak memohon ampun… kepanasan merasakan setiap jilatan api yang ada…

Suasananya menjadi terasa begitu panas…

Dan mereka berharap ini akan segera berakhir…

Tapi saat itu tidak ada kata akhir….

Saat itu, mereka sedang menjalani siksa di akhirat….

Dan itu hanyalah suasana di salah satu ruangan akhirat, masih banyak ruangan lain di akhirat dengan suasana yang sama, bahkan lebih panas…


Anda masih berminat…?


….Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.

(QS. Ali Imran:117)






Selasa, 10 Maret 2009

Sekadar Singgah

Seorang Muslim yang beriman pastinya tidak mempunyai perasaan kehidupan ini akan kekal tanpa batas. Dia meyakini suatu saat kematian itu akan tiba: di sela-sela aktivitas harian yang padat atau bahkan saat tidur malam.

Hidup berubah sangat cepat. Kita hanyalah seorang musafir yang cuma sekadar mampir, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah SAW, ''Perumpamaanku untuk kehidupan ini adalah seperti seorang musafir yang beristirahat di tengah-tengah perjalanan di bawah pohon dan kemudian meninggalkannya.'' (HR Ahmad, Tirmizi, dan Hakim).

Allah pun meneguhkannya dalam salah satu firmannya, ''Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.'' (QS Almukmin [40]: 39). Peringatan Allah SWT sungguh jelas, dunia ini akan binasa. Kita akan dikembalikan kepada-Nya setelah diberi kesempatan menjalani kehidupan dunia ini yang nyata-nyata hanyalah ujian demi ujian, baik berupa kemiskinan, anak, istri, hingga perhiasan yang banyak, pangkat, jabatan, dan kekayaan.

Karenanya, sudah semestinya kita tidak terbuai dengan kenikmatan terhadap dunia karena semuanya akan lenyap binasa. Panah kematian diarahkan tepat ke sasaran di antara senda gurau kita. Perangkap kenikmatan berupa cahaya-cahaya indah yang menyilaukan mata sudah seharusnya kita waspadai dan hindari.

ketahuilah, tubuh kita tidak akan selamanya kuat dan sehat. Tidak cukupkah kuburan sebagai pengingat dan pemberi nasihat di antara nasihat yang nyata bagi kita? Rasulullah SAW bersabda, ''Dahulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, ingatlah sekarang, berziarahlah ke kuburan, karena itu bisa mengingatkan kalian pada akhirat.'' (HR Hakim dari Anas Bin Malik RA).

Jelaslah karena ketentuan-ketentuan-Nya, kita tak akan bisa lari daripada-Nya. ''Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh ....'' (QS Annisaa [4]: 78). Nyatalah kita dibatasi apa yang bernama kehidupan dan kematian. Jarak keduanya begitu dekat untuk kita berpindah tempat. Kita sekadar singgah di dunia ini seperti seorang yang berteduh di bawah pohon untuk kemudian meninggalkannya.


Oleh : Ganda Pekasih

Kamis, 05 Maret 2009

Profil Kota Prabumulih


Kota Prabumulih merupakan kota kelahiranku, dan saya dibesarkan dikota ini. Dibawah ini merupakan Profil kota Prabumulih  yang saya anggap perlu untuk dimasukan di blog saya ini.

Kota Prabumulih adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sumatra Selatan. Ibu kotanya berada di Prabumulih. Kota ini secara geografis terletak antara 320 09,1 - 334 24,7 Lintang Selatan dan 104 07 50,4 - 104 19 41,6 Bujur Timur. Wilayah Kota Prabumulih di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim. Luas wilayah Kota Prabumulih 434,50 Km2 yang terbagi menjadi empat kecamatan.

Kota Prabumulih memang tidak lepas dari minyak bumi dan gas (migas). Kota yang berusia dua tahun, terhitung 17 Oktober 2001 sejak pisah dari Kabupaten Muara Enim, ini layak menjadi kota mandiri. Kedua hasil tambang itu menjadi andalan utama. Pertamina pun memusatkan kegiatan administrasi di kota ini. Sebab, Prabumulih menjadi salah satu daerah operasi Pertamina yang memiliki potensi migas cukup besar.
Melalui program pembangunan masyarakat, Pertamina membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar hidup dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan agrobisnis lainnya. Program ini memberi bantuan kesehatan, sosial, ekonomi, dan aspek lain. Bidang ekonomi menjadi prioritas, yang disalurkan lewat kredit permodalan bagi pengembangan usaha kecil dan koperasi.

Di sektor industri, Jenis industri makanan dan minuman yang berkembang umumnya rumahan seperti kerupuk, tempe, tahu, dodol nanas, sari buah mengkudu, dan jamur kuping. Bahan baku industri sebagian besar diperoleh dari Prabumulih. Pemasaran industri rumahan ini sebatas kabupaten tetangga hingga Provinsi Lampung. Nanas Prabumulih yang terkenal manis pemasarannya dalam bentuk segar sudah sampai ke Jawa. Selain Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir, Kota Prabumulih dikenal penghasil nanas Sumatera Selatan.

Selain minyak bumi, Kota prabumulih juga telah lama dikenal dengan produksi nanas, termasuk hasil olahannya. Nanas sebagai trade mark kota ini pula. Itu bisa dibuktikan di sepanjang tepi jalan lintas Sumatera yang melintasi kota ini banyak dijual buah-buah nanas yang sebagian berasal dari Prabumulih. Hasil nanas kota ini sebagian besar masih dalam bentuk buah segar. Untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani, sedang dicoba membuat industri pengalengan buah nanas.









Rabu, 04 Maret 2009

Aku berdoa supaya aku tidak menangis waktu aku kalah.

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri,sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Dhani. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Dhani-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Dhani bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Dhani meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Dhani-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Dhani. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Dhani maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya.

"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?"

Dhani terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Dhani. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah."

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Dhani, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Dhani tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Dhani, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.

Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah.

Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut.




Selasa, 03 Maret 2009

Amplop Titipan Ustad


Peristiwa ini saya alami sekitar tiga tahun yang lalu. Hanya satu bulan setelah anak saya yang kedua lahir, saya menganggur—perusahaan memberhentikan semua karyawannya (termasuk saya) begitu saja, tanpa memberikan pesangon sepeserpun. Kehilangan pekerjaan, tidak punya tabungan sama sekali, dan dengan orang anak yang masih kecil, sesaat kehidupan kadang kala seperti ingin berhenti.

Suatu pagi, ketika saya sedang menjemur pakaian, itu (dengan mencuci tentunya) merupakan pekerjaan saya pada pagi hari, seorang gadis datang ke pekarangan rumah kontrakan kami dengan tergopoh-gopoh. Matanya berkaca-kaca dan ia bicara dengan suara tangis yang tersendat, “Maaf Pak, saya menganggu…” ujarnya, tanpa basa-basi, “Saya berasal dari Cikampek dan saya hendak ke Plered. Saya kehabisan ongkos. Kalau Bapak berkenan saya ingin menjual kerudung yang tengah saya pakai ini sama Bapak…. Saya sudah tidak punya uang lagi…”

Saya mengernyitkan kening. Bingung bagaimana menanggapinya. Saya kemudian tak urung memintanya untuk menunggu sebentar, dan saya menemui istri di kamar yang tengah menyusui bayi laki-laki kami. Saya terangkan permasalahannya, dan kemudian bertanya padanya, “Kita punya uang berapa lagi sekarang?”

Istri saya menjawab, “Tinggal dua puluh ribu lagi….”

Saya terdiam, namun kemudian berbicara dengan suara sedikit serak. “Bagi dua ya. Kita sedekahkan setengahnya…”

Istri saya setuju. Jauh di lubuk hati saya berpikir keras, cukup apa kemudian Rp. 10 ribu sisanya buat kami untuk kebutuhan satu hari saja? Ada bayi dan seorang anak kecil, dan dua orang dewasa di rumah ini yang perlu makan? Tapi saya tidak berpikir panjang lagi.

Kemudian saya menemui gadis itu yang sudah mencopot kerudungnya. “Berapa lagi yang kamu perlukan untuk sampai ke Plered?” tanya saya.

Jawabnya, “Sekitar Rp. 6000, Pak…”.

“Maaf, ini saya hanya punya segini, semoga bisa bermanfaat…” ujar saya. Gadis itu menyodorkan kerudungnya, “Ini kerudungnya, Pak…”

Saya menggeleng, “Tidak. Kamu pakai kerudung kamu lagi. Bantuan saya tidak ada apa-apanya, hanya semoga saja bisa membantu kamu, setidaknya untuk sampai ke Plered, tujuan kamu…”

Gadis itu menangis lagi, “Terima kasih, Bapak. Saya sudah sejak dari tadi, sudah sejak dari jalan besar sana meminta bantuan, tapi tidak ada yang mau menolong saya… Terima kasih, Bapak…”

Gadis itu permisi. Saya melanjutkan kembali menjemur pakaian dengan otak yang berpikir keras. Uang Rp. 10.000 yang tertinggal bersama kami mungkin akan dibelikan tahu, telur 2, dan sebungkus mi instan. Saya berkata kepada istri saya. “Kamu sama si Teteh (anak perempuan saya yang pertama yang masih berumur 3 tahun) makan sama telur dan tahu. Biar saya makan sama mi saja…”

Istri saya menukas, “Tapi Ayah kan sudah makan mi instan selama tiga hari ini berturut-turut…”

Saya tersenyum, “Untuk periode sekarang, sepertinya nggak apa-apalah dulu. Yang penting kamu sama si Teteh jangan sampai kekurangan gizi dulu…”

Istri saya terdiam, kembali tenggelam menyusui anak kami yang kedua.

Sisa hari itu dilalui dengan biasa saja. Malamnya, saya harus pergi ke pengajian yang letaknya sekitar 4 kilo dari rumah. Saya tidak menggunakan angkot ketika itu karena uang yang tertinggal hanya Rp. 2000 lagi dan saya tinggalkan bersama istri.

Seusai pengajian, ustad yang mengisi pengajian menghampiri saya. “Ini ada titipan dari seseorang…” seraya menyodorkan sebuah amplop. Saya gelagapan, “Dari siapa ya Ustad? Dan titipan apa ini?”

Ustad tersenyum, “Sepertinya uang. Siapa yang memberikannya, tidak perlulah tahu. InsyaAllah, halal dan thoyyib. Katanya ini hanya hadiah saja…”

Saya tidak berkata apa-apa lagi. Di sisi lain saya merasa berat, namun saya juga merasa bersyukur masih ada yang memperhatikan kondisi keluarga saya ketika berada dalam kesulitan. Saya mengucapkan terima kasih dan meminta Ustad untuk menyampaikannya kepadanya.

Di jalan, saya membuka amplop itu ternyata memang berisi uang Rp. 300.000! Subhanallah, itu jumlah yang sangat banyak buat saya. Saya belikan istri martabak telur kesukaan istri dan ketika sampai ke rumah, kami menyantapnya bersama, sementara anak-anak sudah terlelap. Istri saya berujar lirih, “Allah selalu akan mengganti sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan. Mungkin ini berkah dari sedekah tadi pagi yang Ayah berikan…”

oleh Saad Saefullah