Jumat, 16 Juli 2010

Sepak Bola Indah Sudah Lama Punah

BELUM lama ini Carlos Alberto Torres (65), kapten Brasil yang merebut gelar "tri" (juara dunia untuk ketiga kalinya) di Meksiko 1970, bertemu Franz Beckenbauer (64). "Saya pernah melatih. Beckenbauer sahabat saya. Suatu kali di rumahnya di Austria dia bilang, 'Carlos, kamu tahu apa masalah pelatih? Kita memaksa pemain meniru kita'. Sejak itu saya paham," kata pencetak gol ketiga di final 1970 itu.

Gol Carlos Alberto karya seni awal yang melahirkan "sepak bola indah" (jogo bonito atau joga bonito). Saat pertandingan nyaris usai, Italia yang menekan kehilangan bola. Lewat serangan balik bak musik orkestra, si kulit bundar mengalir indah mampir ke tujuh pemain. "Selecao" (tim nasional) menyajikan encore yang indah lewat Carlos Alberto yang menghunjamkan tendangan mendatar menipu kiper Enrico Albertosi yang terbengong.Saat itulah lahir salah satu fitur terpenting sepak bola indah, yakni peran bek yang aktif mendukung serangan jauh ke depan lewat kedua sayap meniru gaya Carlos Alberto. Pengaruh global bek sayap ini amat besar dan ditiru di mana-mana, mulai dari Paul Breitner dan Bertie Vogts di tim nasional Jerman Barat sampai Simson Rumahpasal atau Sutan Harhara di tim nasional PSSI.

Sayangnya, musik jogo bonito hanya terdengar sayup-sayup tahun 1970 dan 1982. Jika tahun 1970 dirigennya Carlos Alberto, tahun 1982 dirigennya Socrates yang juga kapten Selecao. Mereka kecewa kepada Dunga, pelatih saat ini. Carlos Alberto malas ke Afrika Selatan, lebih suka menonton di televisi. Jika Carlos Alberto menuding Dunga melecehkan jogo bonito, Socrates menuduh Dunga "menghina warisan budaya nasional".

Apa pun alasannya, mereka mestinya paham bahwa menciptakan jogo bonito bukan membalik telapak tangan. Tim butuh lebih dari separuh pemain berbakat. Tahun 1970 ada Carlos Alberto, Pele, Gerson, Tostao, Jairzinho, dan Rivelino. Tahun 1982 ada Socrates, Zico, Eder, Toninho Cerezo, Falcao, dan dua bek sayap, Junior serta Leandro.

Mereka berbakat alam yang ditempa pelatih yang mengandalkan metode tradisional. Untuk agility, misalnya, remaja dibiasakan berlari mengejar ayam atau dipaksa tidur bersama bola. Di kota-kota pantai mereka terlatih main voli dengan kaki atau sepak bola pantai di atas pasir—alas yang jauh lebih berat dibandingkan dengan rumput.

”Kebebasan koreografis”

Syarat mutlak lainnya, jogo bonito butuh anak miskin yang punya mimpi dan harapan kolektif mengikuti jejak Pele, Zico, Romario, Bebeto, Ronaldo, atau Kaka. Kombinasi skill individu dengan kolektivitas ini yang jadi landasan. Selain itu, kata Carlos Alberto, ada faktor mistis yang sukar terjawab. Para ilmuwan menyebutnya dengan ”kebebasan koreografis” yang menoleransi pemain berimprovisasi, seperti mondar-mandir di lapangan sesuka hati tanpa perlu mendengar instruksi pelatih.

Kebebasan ini yang menciptakan fitur-fitur sepak bola indah. Selain winger back, fitur penting lainnya adalah tendangan pisang, gerakan tanpa bola (lay-off), dan memaksimalkan ruang tak terlihat (blind sides). Itu yang membuat tim 1982 asuhan Tele Santana, pelatih yang terlalu santai, menyajikan jogo bonito terbaik. Ironisnya, justru sikap "semau gue" itu yang membuat mereka dijungkalkan Italia.

Santana kurang disiplin seperti pelatih 1970, Mario Zagallo, yang secara pas meramu kebebasan koreografis dengan disiplin militer. Itu sebabnya, tim 1970 jauh lebih metodologis dan efisien meski tetap indah. Sebaliknya, tim 1982 jauh lebih indah walau kurang efisien. Puncak keindahan jogo bonito sampai kini terjadi ketika Socrates mencetak gol ke gawang Italia yang menang 2-3.

Zico mengontrol bola membelakangi lawan menerima throw-in dari Socrates di tengah. Ia balik badan menggiring bola melewati beberapa lawan ke kotak penalti, serta-merta menyeret perhatian lini belakang Italia yang mengeroyok dia di depan kotak penalti. Tanpa dinyana, Zico tanpa menoleh mengoper bola jauh ke sayap kanan yang melompong dan di situ sudah menunggu Socrates yang lari kencang. Dari sudut sempit dan tak terlihat, Socrates menaklukkan kiper Dino Zoff dengan tendangan perlahan.

Jogo bonito punah tahun 1982. Sempat ada masa transisional ketika tim 1978 diasuh Claudio Cautinho, yang mewarisi sebagian pemain Zagallo tahun 1970-1974 seperti Rivelino dan Jairzinho. Tahun 1978 itu Brasil dianggap "juara tanpa mahkota" karena tuan rumah Argentina main mata dengan Peru di semifinal menyingkirkan Brasil yang kalah selisih gol.

Jogo bonito memang tak pernah dilestarikan dan buktinya Brasil bisa jadi juara tahun 1994 dan 2006. Penyerang berbakat banyak, seperti Bebeto, Romario, atau Ronaldo. Play maker? Jumlah dan kualitasnya terbatas, seperti Dunga, Ronaldinho, atau Kaka. Tim 2010 ini pasti tak indah, miskin play maker, walau jadi salah satu favorit kuat menjadi juara keenam kalinya. Dan, Brasil masih beruntung karena tim-tim favorit kebetulan juga mengalami defisit play maker.

Meski tetap manis dikenang, jogo bonito bak harta karun yang dibuang. Denmark 1980-an bangga menyebut diri sebagai "Brasil Eropa", negara-negara Teluk Persia berlomba minta dijuluki "Brasil Asia", PSSI pernah berguru ke Brasil tahun 1970-an dan mendatangkan pelatih Joao Barbatana. Mungkin orang yang paling tak bangga cuma Dunga, yang menyia-nyiakan dua pemain amat berbakat: Neymar dan Ganso. Tiap ada Piala Dunia, sebagian orang Brasil pasti menggerutu, "para onde vais"? Brasil, mau ke mana?

Kamis, 15 Juli 2010

4 Isteri !!!

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 isteri. Dia mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya.

Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3. Ia sangat bangga dengan sang isteri dan selalu berusaha
untuk memperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temannya. Namun ia juga selalu kuatir kalau isterinya ini lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2. Sang pedagang sangat menyukainya karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian. Kapan pun pedagang mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2-nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa2 sulit.

Sama halnya dengan isteri pertama.
Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarganya. Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis sang suami. Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya meski isteri pertama ini begitu sayang kepadanya.Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia akan segera meninggal.
Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan berkata dalam hati,
"Saat ini aku punya 4 isteri. Namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan. "

ISTERI KE-4: NO WAY
Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan bertanya pada isteri ke-4-nya. "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan indah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kamu mendampingi dan menemaniku?" Ia terdiam.... tentu saja tidak! Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi.
Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan2 ada pisau terhunus dan mengiris- iris hatinya.

ISTERI KE-3: MENIKAH LAGI
Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3. "Aku pun mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?" Isterinya menjawab,
hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul dengan jawaban tsb. Badannya terasa demam.

ISTERI KE-2: SAMPAI LIANG KUBUR
Kemudian ia memanggil isteri ke-2. "Aku selalu berpaling kepadamu setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku mati, maukah engkau mendampingiku? " Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak bisa menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur.
Nanti akan kubuatkan makam yang indah untukmu."


ISTERI KE-1: SETIA BERSAMA SUAMI
Pedagang ini merasa putus asa. Dalam kondisi kecewa itu, tiba2 terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri pertamanya di sana. Ia tampak begitu kurus. Badannya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan kubiarkan engkau kurus seperti ini, isteriku."

HIDUP KITA DIWARNAI 4 ISTERI
Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini. Isteri ke-4 adalah TUBUH kita. Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah.
Semua ini akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama mereka.
Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL KITA.
Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemana pun kita melangkah.
Hanya amallah yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Betapa pun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukannya. Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita dengan bijak.

Jumat, 02 Juli 2010

Netbook Harga Rp 1 Jutaan Ini Buatan Indonesia Lho

Tak harus menunggu proyek OLPC (One Laptop Per Child) yang digagas Profesor Negroponte dari Institut Teknologi Massachussets (MIT), AS, untuk mendapatkan laptop dengan harga sekitar 100 dollar AS. Perusahaan Indonesia pun kini sudah bisa menghadirkan laptop dengan harga semurah itu.

Untuk mendapatkan harga semurah itu juga tidak perlu memborong ribuan unit atau bahkan jutaan unit seperti disyaratkan program OLPC pada awalnya. Beli satu unit pun bisa dapat dengan harga sebesar itu. Enggak percaya?

PT Elevo Technologies Indonesia (ETI) adalah perusahaan pertama di Indonesia yang akan memelopori kehadiran laptop untuk konsumer seharga Rp 1 jutaan. Ada dua tipe netbook yang rencananya dirilis Agustus 2010 nanti, yakni Netbook Elevo R7 (layar 7 inci) dibanderol dengan harga Rp 998.000 dan Elevo R10 (layar 10 inci) dilego dengan harga Rp 1.398.000.
"Kami telah berhasil mendapatkan formula tepat untuk harga netbook yang pas di kantong masyarakat Indonesia. This is a huge leap in our IT industry. This is a dream comes true!" kata Borton Liew, Direktur Marketing PT ETI, dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Elevo R7 menggunakan layar 7 inci (800 x 480), Prosesor ARM9 533Mhz, Wifi 802.11b/g, OS Original Windows CE 6.0 atau Android, Memory 128 MB, 2GB Nand Flash, 2-in-1 SD Card, 2 USB Port, Keyboard, Touch Pad, USB to VGA (Optional), USB to Ethernet (Optional).

Sedangkan R10 menggunakan layar 10 inci (1024 x 600), Prosesor ARM9 533Mhz, Wifi 802.11b/g, OS Original Windows CE 6.0 atau Android, Memory 128 MB, 2GB Nand Flash, 2-in-1 SD Card, 2 USB Port, Chiclet Keyboard, Touch Pad, Built-in Camera 1,3 Mpx, Built in Stereo Speaker, Earphone Jack in/out, Ethernet LAN RJ 45, USB to VGA (Optional).

ETI mengakui dengan harga semurah itu belum bisa memberikan kapasitas media penyimpan yang besar. Namun, pengguna netbook yang menginginkan kapasitas media penyimpan yang lebih besar dapat menggunakan SD card sebagai tambahan.

Meski baru keluar Agustus mendatang, ETI sudah menyediakan program pemesanan awal untuk mengantisipasi lonjakan peminat pada hari pertama penjualan sejak hari ini. Pemesanan dapat dilakukan di semua gerai 1stComputer di sejumlah mal atau hubungi 021-62317007 dan kunjungi www.elevo.co.id untuk informasi lebih lanjut.

Sumber : Sripoku.com