Kamis, 22 Mei 2014

7 Langkah Menghindar dari Rasa Malas

Malas adalah musuh terbesar bagi kesuksesan. Di manapun kita berada, baik itu di sekolah, komunitas atau tempat kerja, dampak kemalasan akan sama saja. Apakah pernah terpikir oleh kita untuk bisa mengubah kebiasaan malas tersebut?
Atau justru kita menganggap bahwa itu adalah sifat dasar kita sehingga tak mungkin diubah? Sikap malas ini sebenarnya sangat mengganggu bagi orang lain di sekeliling kita terutama karena ujung-ujungnya mereka yang dipersalahkan.
Tentunya dianggap “mengganggu” bagi orang lain buka tujuan kita. Untuk itulah, ada baiknya kita meneladani tips untuk keluar dari kemalasan dari situs healthcarepro berikut:
1. Membuat daftar tugas setiap hari
Pada malam hari sebelum tidur, usahakan untuk membuat to-do list terlebih dahulu. Dengan begitu, kita memiliki gambaran tentang aktivitas apa yang harus kita selesaikan pada hari berikutnya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ketika membuat daftar, usahakan untuk menuliskan aktivitas sedetail mungkin, termasuk misalnya pergi ke pasar atau mampir ke bank. Dalam menjalankan to-do list ini, lupakan sejenak konsep mana yang lebih penting dan mana yang kurang penting. Selesaikan saja semuanya yang ada di dalam daftar.

Rabu, 21 Mei 2014

Tips Manajemen Waktu Untuk Gen Y

Dalam hal manajemen waktu, sebenarnya generasi milenium memiliki keunggulan dibandingkan dengan generasi pendahulunya. Kelebihan tersebut adalah kecepatan dalam mempelajari teknologi baru yang akan sangat berguna untuk mempercepat pekerjaan mereka.
Hanya saja, jika tidak disikapi dengan bijaksana, kelebihan ini bisa saja menjadi bumerang yang tak tepat sasaran. Terlebih lagi ketika mereka bertransisi dari masa sekolah ke masa kerja.
Untuk menghindari hal tersebut, Elizabeth Grace Saunders, founder dan CEO dari Real Life-E, sebuah perusahaan pembinaan time management, memberikan 3 tips-nya sebagai berikut:
1. Tentukan sendiri kecepatan kerja Anda, jangan biarkan teknologi yang melakukannya
Hanya karena Anda menerima email atau pesan apapun, bukan berarti Anda harus membalasnya saat itu juga. Penting bagi Anda untuk menetapkan langkah dan kecepatan kerja sehingga Anda bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang penting lainnya, bukan hanya yang urgent saja.
-Tetapkan “communication free” time. Jadi dalam jangka waktu tertentu bekerjalah tanpa mengaktifkan ponsel atau koneksi wi-fi untuk menjaga agar bisa tetap fokus pada apa yang Anda kerjakan.

Meeting, Meeting dan Meeting

Sebenarnya, apa fungsi meeting itu? Menurut Schermerhorn, meeting merupakan suatu situasi di mana informasi itu dibagi, keputusan dibuat dan setiap orang yang hadir mampu memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan berusaha untuk menyelesaikannya bersama.
Hal-hal ini dapat dicapai jika meeting yang dilakukan berjalan secara efektif, namun terkadang meeting hanya terlihat sekedar membuang waktu. Padahal untuk membuat meeting produktif, tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang saja, melainkan seluruh peserta meeting harus bekerja sama untuk membuat meeting menjadi lebih produktif.
Ada tujuh kesalahan yang dilakukan dalam meeting sehingga membuatnya menjadi tidak produktif, berikut pemaparannya.
1. Terlambat
Peserta meeting datang terlambat, sudah datang terlambat namun ingin cepat-cepat pergi karena meeting membosankan sehingga mereka tidak serius dalam menjalankan meeting. Fungsi meeting yang sesungguhnya tidak akan berjalan dengan baik.
2. Terlalu Lama
Meeting yang seharusnya bisa diselesaikan selama 30 menit, malah molor menjadi satu jam. Peserta yang datang terlambat membuat meeting mulai terlambat juga. Pembicaraan yang terlalu ngalor ngidul dan tidak to the point juga merupakan salah satu faktornya.

Jumat, 16 Mei 2014

5 Cara Untuk Lebih Dihargai


Ketika Anda di kantor, apa yang Anda prioritaskan? Mendapatkan banyak uang, atau menjalin hubungan baik dengan rekan kerja Anda? Jika pilihan Anda yang kedua, maka Anda perlu untuk menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Salah satu cara untuk menjalin hubungan baik adalah dengan menghargai diri Anda sendiri dan orang lain. HRM Asia memberikan lima tips untuk membuat Anda lebih dihargai oleh rekan Anda di kantor.

1. Temukan Apa yang Bernilai Dalam Diri Anda Suatu individu biasanya dihargai berdasarkan kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki. Alangkah lebih baiknya jika Anda mengetahui apa kemampuan Anda dan maksimalkan kemampuan Anda tersebut. Anda bisa mulai dengan menuliskan apa saja kemampuan yang Anda miliki dan mulai memikirkan bagaimana caranya memaksimalkannya. 

2. Cari Tahu Passion Anda Melakukan pekerjaan sesuai dengan passion Anda biasanya akan lebih ingin terlibat dalam lingkungan kerja dan lebih semangat dalam menyelesaikan tugas kantor Anda. Tanpa disadari Anda akan lebih dihargai dan dihormati oleh rekan-rekannya. 

Bagi Pekerja di Inggris, Wifi lebih penting daripada Kopi

Berdasarkan penelitian terbaru, ditemukan bahwa pekerja di Inggris merasa lebih gelisah terhadap pilihan wifi dibanding pilihan minuman di kedai kopi. Survey yang dilakukan oleh Samsung ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga pekerja memilih kedai kopi berdasarkan ketersediaan wifi dibandingkan dengan kualitas makanan dan minumannya. Sebanyak 70% responden menyatakan bahwa dua kali dalam seminggu mereka menyelesaikan pekerjaan mereka di kedai kopi. Dan 60%-nya menyatakan bahwa ketersediaannya wifi merupakan pertimbangan utama mereka dalam memilih kedai kopi untuk menyelesaikan tugas mereka. Bahkan kemudahan mengakses printer lebih dipertimbangkan dibandingkan dengan ketersediaan sumber listrik. Sebanyak 8% dari 101 kedai kopi yang tersedia di Inggris menyediakan ruang khusus dengan koneksi wifi bagi para pekerja. Hal ini disebabkan, 46,9% responden merasa terganggu dengan kondisi kedai kopi yang bising. Para pekerja juga biasanya menyelesaikan pekerjaan mereka melalui smartphone (71%), dibandingkan dengan menggunakan laptop (50%) dan computer tablet (49%). Selain itu para petinggi-petinggi di perusahaan juga mempergunakan gadget yang sama dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.

Rabu, 14 Mei 2014

Inilah 5 tipe Karyawan yang dibenci Bos

Apakah Anda merasakan bahwa urusan internal kantor menjadi lebih rumit daripada masalah klien? Atau mungkin, sebagai atasan Anda masih sering menceritakan betapa berantakan hari-hari Anda di kantor karena ulah anak buah? Jika demikian, inilah saatnya Anda mengecek dan berbuat sesuatu pada karyawan Anda jika ciri-ciri berikut Anda temui:

1. Mereka tidak menghargai waktu Anda Ia selalu datang terlambat dan pulang lebih awal. Ketika meeting dijadwalkan mulai pukul 09.00, ia akan datang pada pukul 09.15 sambil membawa secangkir kopi di tangannya. Mereka mungkin memang melakukan tugasnya sebaik mungkin, tetapi ia tidak ragu-ragu membuat semua orang menunggu. Solusi: Keterlambatan bisa terjadi karena dua hal. Yang pertama, dia memang disorientasi terhadap waktu, dan yang kedua, ia dengan sengaja tidak tepat waktu. Jika poin pertama yang menjadi alasan keterlambatannya, maka sebelum rapat, datangilah mejanya dan ajaklah datang bersama. Tetapi jika ia memang sengaja menelatkan diri, maka jangan biarkan permainannya bertahan lama. Sebagai atasan, kita tidak perlu menunggu dia untuk memulai rapat. Dan jika dia tetap terlambat, maka jangan lagi memberikan projek penting untuknya ke depannya. Serahkah proyek tersebut kepada orang lain, kecuali jika memang ia mampu memberikan hasil kerja yang sangat spektakuler.

2. Selalu mengadukan perbuatan karyawan lain Adakalanya karyawan kita bersikap seperti anak SMP. Sehari-hari, ia menguntit apa yang dilakukan orang lain dan mengadukannya ke bos. Ia akan bercerita bahwa si A sering datang terlambat, si B sering membuka video youtube dan sebagainya. Lalu ia mengatakan kepada Anda bahwa situasi seperti itu terasa tidak adil baginya. Belum lagi ia mengeluhkan gajinya yang di bawah rata-rata. Solusi: Menghadapi karyawan seperti itu, sebaiknya seorang atasan bersikap tegas. Sampaikan bahwa Anda menginginkan seluruh karyawan untuk mengerjakan tugasnya masing-masing, bukan mengurusi urusan orang lain. Katakan pula padanya bahwa Anda tidak ingin mendengar apapun tentang keburukan karyawan kecuali itu menyalahi hukum dan peraturan perusahaan. Kemudian mengenai gaji, jelaskan bahwa apa yang ia peroleh telah sesuai dengan standar pasar dan jika ia masih meminta lebih, katakan agar ia mencari peruntungan di tempat lain.