Jumat, 25 Desember 2009

Tips Agar Tak Tertular Flu di Kantor

MEMASUKI musim penghujan, banyak orang yang merasa daya tahan tubuhnya menurun. Akibatnya, mereka mudah tertular penyakit yang paling banyak diderita di musim penghujan, yaitu flu. Supaya flu tidak mengganggu pekerjaan akhir tahun yang harus segera diselesaikan, cegahlah sebaik mungkin. Simak tips berikut, supaya Anda tetap sehat menjelang tahun yang baru.

Virus influenza bisa terbawa hingga 6 kaki (182.88 cm) dari lokasi tempat tetesan mukosa yang terjatuh saat seseorang yang sakit flu bersin atau batuk. Jika seseorang yang sedang sakit flu bersin ke tangannya, kemudian ia memencet tombol lift, atau membuka gagang pintu, atau menggunakan handset telepon, maka virus-virus influenza bisa menyebar lewat medium tersebut. Siapa pun yang menyentuh medium tersebut sesudahnya, lalu mendekatkan tangan ke wajahnya, bisa dibilang akan tertular. Apalagi jika kondisi badan atau pikiran orang tersebut sedang tidak sehat. Orang yang sedang stres memiliki kemungkinan terjangkit lebih tinggi, karena pada saat tersebut kondisi pertahanan tubuhnya sedang turun.
Supaya virus influenza tidak hinggap dan mengganggu pekerjaan Anda, hindarilah sumber penularannya sebaik mungkin. Berikut tips pencegahan yang bisa Anda lakukan:

1. Jika Anda tahu sedang menderita flu atau penyakit menular lainnya, lebih baik tinggal di rumah sebisa mungkin.

2. Beristirahatlah sebisa mungkin dan makan makanan yang seimbang, termasuk banyak buah dan sayuran. Nutrisi yang tepat cukup membantu sistem daya tahan tubuh lebih kuat.

3. Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan ketika Anda batuk atau bersin.

4. Jika tak ada tisu atau sapu tangan di sekitar Anda saat ingin batuk atau bersin, dekatkan siku Anda. Sebaiknya jangan menutupnya dengan telapak tangan agar tidak menyebarkan virus tersebut saat Anda tak sengaja menyentuh tempat-tempat tertentu.

5. Jika Anda ingin mengelap sisa batuk atau bersin, sebaiknya gunakan cairan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol atau klorin.

6. Minimalisasi interaksi tatap langsun, misalnya dengan berbicara lewat telepon.

7. Usahakan untuk melawan keinginan menyentuh mata, hidung, dan mulut supaya tidak mudah terpapar virus influenza.

8. Usahakan untuk berjarak setidaknya 3 kaki (90 cm) dari satu sama lain agar tidak mudah tertular penyakit.

9. Batasi penggunaan alat yang disentuh banyak orang. Jika memang harus, cucilah tangan Anda sesering mugkin.

Menurut penelitian, saat ini masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana menjaga kebersihan, bahkan tidak tahu bahwa tindakannya bisa merugikan kesehatan orang lain, misalnya;

* Satu dari lima orang dewasa tidak mencuci tangannya setelah menggunakan toilet.

* Hanya 15 persen orang dewasa yang mencuci tangannya setelah menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin.

* Tiga dari empat orang dewasa tidak mencuci tangannya sebelum makan.

Statistik semacam ini semakin mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa mempercayakan keadaan sekitar kita berada dalam keadaan bersih. Selain itu, kita juga bertanggung jawab atas kebersihan wilayah sekitar kita, dan harus menjaga kebersihan diri juga agar tidak menularkan virus ke orang lain.

Dikutip dari : Sripoku.com

Kamis, 17 Desember 2009

Main Gitar Bisa Mencegah Stroke

SEGALA hal yang berkaitan dengan estetika, seni, dan keindahan, berpusat di otak kanan manusia. Penelitian yang dilakukan dokter ahli saraf, Dr. Edward Taub dari Universitas Alabama di Birmingham, berkaitan dengan musik, yang dimuat dalam jurnal ilmiah prestisius Science menghasilkan temuan yang mencengangkan.

Dia meneliti dua kelompok, terdiri dari sembilan musisi (enam pemain biola, dua celo, dan seorang pemain gitar) di kelompok I, dan enam orang nonmusisi pada kelompok II. Dr. Taub sampai pada kesimpulan bahwa mereka yang aktif menggerakkan jemarinya pada instrumen berdawai, memiliki peluang terserang stroke lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kedua.
Alasannya, jemari yang sering berlatih itu akan mengirimkan sinyal-sinyal secara tetap (ajeg) pada otak kanan, yang membuat otak kanan membesar.
Dengan membesarnya bagian itu, kontrol gerakan anggota tubuh lebih terjaga, sehingga kemungkinan terserang stroke bisa diminimalisasi. Penelitian Dr. Taub memang lebih memfokuskan pada proses (gerakan tangan), dan bukan pada hasil (melodi yang tercipta).

Sebelas abad sebelumnya, Al-Kindi, peneliti yang berasal dari Kufah, Irak, sudah menyelidiki hal ini dan menuangkannya dalam sebuah telaah yang dikenal sebagai Musiqa Al-Kindi. Ia meneliti korelasi antara bunyi melodi tertentu dengan perubahan psikologis dan fisiologis pada hewan dan manusia.
Ia menemukan bahwa lumba-lumba dan paus lebih tertarik pada suara flute dan terompet, sedangkan jenis ikan lainnya lebih menyukai suara denting instrumen berdawai. Perbedaan ini di kemudian hari baru diketahui ternyata bersumber pada perbedaan keluarga (famili) hewan-hewan itu. Lumba-lumba dan paus meskipun hidup di air termasuk keluarga mamalia (binatang menyusui), sedangkan yang lainnya tergolong keluarga pisces (ikan).

Terhadap fisiologi dan kondisi psikologis manusia, Al-Kindi yang juga mahir bermain 'ud (leluhur gitar dari Arab), sangat mengetahui karakter empat dawai yang terdapat pada 'ud, yaitu nada C (al-zir), G (al-mathna), D (al-mathlath), dan A (al-bamm).

Nada C berkaitan dengan kondisi empedu, organ-organ yang berhubungan langsung dengan kantong empedu dan jantung. Dari sudut perilaku bertaut erat dengan sikap berani, siap membantu, agresif, sombong, dan mudah dipengaruhi.

Nada G berhubungan dengan sistem peredaran darah, pencernaan, dan hati. Perilaku yang dihasilkan antara lain mudah tertawa, ramah, gembira, bersikap adil, bersahabat. Nada D berkaitan dengan organ yang menghasilkan dahak atau lendir dan otak. Perilaku yang berkaitan di antaranya sopan, rendah hati, sederhana, mudah takut. Sementara nada A berhubungan langsung dengan alat kelamin dan sistem pernapasan. Perilaku yang dihasilkan antara lain penyabar, tenang, dan teliti.

Temuan Al-Kindi kemudian dikembangkan oleh Mahmud Ahmad Al-Hifni, sehingga mencakup 18 item lanjutan, di antaranya kecenderungan masing-masing penggemar nada dalam menciptakan puisi atau kesukaan pada unsur alam. Penggemar nada C misalnya cenderung menyukai api, nada G menyenangi udara, nada D menggemari tanah, dan nada A mencintai air.

Dengan pengetahuannya yang begitu luas terhadap korelasi nada tertentu dengan fisiologi manusia, bisa dipahami metode pengobatan Al-Kindi yang mencari alternatif penyembuhan dengan terapi nada.


Dikutip dari : Sripoku.com

Selasa, 15 Desember 2009

Sholat Di Injury Time

Kalo denger terminology di atas, pastilah otak kita langsung mengacu ke pertandingan sepakbola. Soalnya istilah injury time sangat sering dipake dalam olah olahraga itu. Gak usah heranlah kalo istilah ini jadi sangat populer. Hampir setiap hari ada pertandingan bola di Televisi. Baik yang langsung, recorded atau hanya highlight berupa analisa pakar bola terhadap sebuah Liga tertentu. Sehingga istilah injury time sangat sering disebut dan dijejalkan pada kita secara terus menerus, terutama orang-orang yang gila bola.

Injury time dalam sepakbola mempunyai makna detik-detik akhir dari pertandingan. Entah kenapa sangat sering kejadian, sebuah goal tercetak justru di detik-detik akhir tersebut. Dan yang menyakitkan, goal tersebut terjadi di menit 92, menit 93 bahkan di menit 96. Padahal pertandingan sepakbola resminya kan cuma 90 menit. Kelebihan waktu itu diberikan oleh wasit karena adanya pelanggaran atau kejadian-kejadian yang memaksa pertandingan berhenti sejenak.

Di kantor saya, istilah injury time juga sangat terkenal. Tapi istilah ini ga ada hubungannya dengan sepakbola. Istilah injury time di kantor justru berhubungan erat dengan jadwal sholat. Memang istilah ini diadopsi dari istilah sepakbola sih. Karena istilah injury time di kantor saya ditujukan buat temen-temen yang selalu mendirikan sholat di saat-saat waktu sholat hampir berakhir hehehehe…

Misalnya, ada beberapa temen yang selalu sholat lohor pas udah deket banget sama sholat ashar. Jadi misalnya sholat Ashar jam 3.30, maka mereka sholat lohor jam 3.25. Pokoknya sengaja sampe mepet banget. Kalo ditanya kenapa sholat kok ampe mepet-mepet gitu waktunya? Jawabannya macem-macem.

Ada yang bilang ‘sibuklah,’ ada yang nyaut ‘keasyikan kerja tau-tau udah deket Ashar.’ Ada juga yang jawabnya asal njeplak, ‘Biar efisien! Jadi sholat lohor sama ashar bisa kita lakukan hanya dengan satu kali wudhu.’ Hahahahahaha sinting! Tapi yang paling spektakuler adalah yang jawabannya kayak gini, ”Kalo di sepakbola ada injury time masa waktu sholat ga boleh?” Ancurrr!!!!!

Kebiasaan menunda sholat itu seringkali melahirkan kejadian-kejadian kocak. Misalnya ada seorang temen, namanya Sarip. Dia yang paling seneng beraksi di saat-saat injury time. Suatu sore di hari Jumat, dia lagi brainstorming sama teamnya. Jam udah menunjukkan Pukul 3. lewat.

Tiba-tiba salah satu teamnya ngomong, ”Rip, lu ga sholat lohor? Udah jam 3.20 loh.” Sambil menunjukkan jam tangannya.

Si Sarip kaget terus langsung ngabur ke musholla. Ambil wudhu secepat kilat langsung sholat. Saking takut keburu Ashar, dia sholatnya cepet banget. Ga tau ada surat-surat yang dikorbankan atau tidak, yang jelas dia bisa menyelesaikan sholatnya hanya dalam waktu kurang dari 1 menit. Wah hebat banget! Bisa masuk museum rekor Muri tuh.

Selesai sholat, dengan kepala masih basah oleh air wudhu dan sambil mengenakan kembali jam tangannya dia balik lagi ke teamnya. Dengan senyum-senyum puas karena masih sempet lohor dia nanya ke yang lain, ”Lu semua ga sholat? Udah injury time loh?”

Mendadak semua orang pecah ketawanya. Ada yang ngakak sambil megang perut saking gelinya, ada yang ketawa sambil mengeluarkan suara jejeritan pokoknya heboh bangetlah. Si Sarip bingung dong? Apanya yang lucu? Bukannya udah biasa semua orang sholat di saat injury time?

Setelah suasana agak tenang, salah seorang staff, namanya Agus ngomong, ”Rip. Ngapain lu sholat lohor? Sekarang kan hari jumat? Pan tadi lu udah sholat jumat bareng gue?”

Huahahahaha…Ternyata saking kebiasaan sholat di injury time, Si Sarip lupa kalo dia udah sholat jumat. Padahal kan kita ga perlu lagi sholat lohor kalo udah sholat jumat. Beginilah jadinya kalo orang suka sholat di injury time.

Di kantor ada beberapa orang yang sering ga sholat. Biasanya temen-temennya suka neror mereka, khususnya pas sholat jumat. Ada-ada aja cara meneror mereka. Yang paling sering kena terror di kantor adalah Edo.

“Edo, lu kan abis menang tender, masa sih lu ga mau sujud syukur sekali aja sekalian sholat jumat?” kata salah seorang teroris.

“Gue ada janji sama temen jam 1, takutnya ga sempet. Lain kali deh gue usahain.” Sahut Edo berusaha berkelit.

“Jadi lu lebih memilih temen daripada Allah? Itu udah sirik namanya. Lu udah menempatkan temen lebih penting daripada Tuhan. Astaghfirulah…” kata Si Peneror lalu dia bergaya kayak orang lagi berdoa, “Ya Allah hindarilah Edo dari siksa api neraka. Amin!” Kata si peneror sambil mengusap kedua tangannya ke wajah.

Kalo udah digituin biasanya Si Edo langsung ga enak. Akhirnya dia mau juga ikutan sholat jumat. Tapi, namanya juga langka ke mesjid, ada aja kejadian-kejadian lucu yang ga terpikirkan oleh yang biasa sholat.

Misalnya ketika banyak orang mengajak bersalaman *(Umumnya sehabis sholat orang suka ngajak kita salaman kan?)*, Si Edo langsung keheranan. Dia kira orang yang ngajak salaman itu ngajak kenalan. Makanya sebagaimana layaknya orang kenalan, Edo menyambut tangan orang yang ngajak salaman sambil menyebut namanya. ‘Edo’. Salaman lagi sama yang lain, dia ngomong lagi ‘Edo ’
Salaman lagi, ngomong lagi ‘Saya Edo.’

Pas pulang dari mesjid, di perjalanan menuju kantor, dia ngomong gini, ”Wah gue nyesel banget ga bawa kartu nama.. Tadi di Mesjid banyak banget yang ngajak kenalan.” Huahahahahahahahaha…..

Ada lagi peristiwa yang juga kocak. Saat sholat jumat rakaat pertama, tiba-tiba handphone si Edo bunyi. Suara handphonenya kenceng banget dan berasal dari Nada sambung pribadiku. Lagunya lagu dangdut berjudul ‘Kucing garong.’

Semua orang pastinya kesel dan geli mendengar suara HP itu. Si Edo juga panik, sehingga entah nyadar atau tidak, dia mengambil Hpnya dari kantong celana. Dengan suara berbisik dia menjawab panggilan telpon, “Ntar gue telpon lagi ya, gue lagi sholat.” Klik. HP langsung dimatiin. Dan dia melanjutkan sholatnya tanpa memulai lagi dari awal. Hahahahahahaha….

Pernah juga Si Edo sholat jumat bareng sama saya. Pas lagi khotbah, dia berbisik, ”Bud gue mau nanya. Lu kan biasanya orangnya byabyakan, cerewet dan heboh. Kenapa sih kalo di dalem mesjid kok lu sok wibawa?”

Saya nyaut bisik-bisik juga, ”Sok wibawa? Kok lu bisa punya pikiran gitu?”

”Buktinya dari tadi lu ga ngomong sepatah kata pun. Lu ga cerita atau bikin joke, gue perhatiin lu dieem aja dari tadi.”

Ampir saya ketawa ngakak. Setelah mengerahkan energi untuk menahan tawa, saya nyaut lagi ke dia, ”Emang aturannya gitu, kalo khotib lagi khotbah kita ga bole ngomong.”

Edo langsung sadar, ”Oh gitu ya? Wah maap deh gue ga tau. Kalo gitu kita sms-an aja yuk? Gimana? Kan ga ngeluarin suara?”

Ga semua orang kayak Edo. Ada beberapa orang yang sama sekali ga terpengaruh sama ajakan atau teror temennya. Setiap kali ada yang ngajak sholat jumat, ada yang nyautnya gini, ”Sholat Jumat? Ga ah. Udah pernah.” Atau “Udah khatam gue.” Ada lagi yang ngomong “Dari kecil gue udah sholat jumat, sampe sekarang ga ada inovasi, gerakannya gitu-gitu aja dari dulu.” Hahahahaha…pokoknya macem-macem jawabannya.

Bahkan seorang anak magang nyautnya lebih gila lagi. Setiap kali diajak sholat, sahutannya bener-bener unexpected. Dia bilang gini, ”Sholat? Sholat itu mah nomor dua!”

Temen-temennya kaget dong sama jawabannya. Kok bisa-bisanya dia punya pemahaman seperti itu. Tapi mereka nanya juga ”Kok sholat nomor dua? Yang nomor satu apa?”

Si Magang nyaut lagi, ”Yang nomor satu, mengucapkan dua kalimat shahadat. Nomor dua, sholat 5 waktu. Nomor 3 berpuasa di Bulan Ramadhan.. Nomor 4 berzakat. Nomor lima, pergi haji jika mampu.” Hehehehehe dia malah bacain rukun islam loh, ada-ada aja….

Asep, seorang copywriter sering berkomentar terhadap orang yang susah diajak sholat. Komentarnya menarik, ”Gue kagum sama Si Uli. Imannya kuat banget! Diajak sholat sama temennya nolak. Dihimbau sholat sama atasannya, ogah. Dipaksa sholat sama istrinya malah ngamuk. Dia susah dipengaruhi? Kuat banget imannya…”

Kembali ke masalah injury time. Pernah ada peristiwa yang sangat menghebohkan dan sulit dilupakan oleh siapa saja yang mengalaminya. Jadi ceritanya begini.. Seperti biasa, jam 5.58, Sarip mau sholat Ashar. Sholat Ashar loh ya, bukan sholat Magrib. Baru aja wudhu, tiba-tiba ada 6 orang yang datang ke mushola. Dan sesuai perkiraan, mereka mau sholat ashar semua. Penyakit injury time memang udah susah disembuhkan kalo udah stadium 8.

Nah ceritanya mereka pun mulai sholat. Dimulai dengan qomat atau adzan kecil dulu oleh salah seorang makmum. Sarip yang menjadi imamnya. Mungkin karena sholat berjemaah, Sarip ga enak kalo harus ngebut sholatnya. Dia sholat dengan kecepatan normal. Suasana sholat terlihat cukup khusuk.

Belum selesai mereka menyelesaikan sholat Asharnya, tiba-tiba suara adzan Magrib bergema menggetarkan selaput gendang telinga semua orang. Semua yang sholat terlihat gelisah. Kayaknya mereka bingung apakah sholat Asharnya harus diteruskan atau tidak. Akan tetapi sang Imam, Sarip, terus saja melanjutkan sholat.

Kebingungan makin menjadi ketika Sarip tiba-tiba duduk di raka’at ketiga dan melakukan tahiyat akhir. Sholat Ashar kan 4 raka’at, seharusnya tahiyat akhir harus dilakukan di raka’at keempat. Tapi namanya juga makmum, mereka ngikutin aja apa yang dilakukan si Imam.

Setelah mengucapkan dua kali salam kiri dan kanan, semua makmum langsung protes, ”Rip, baru 3 rakaat nih. Sholat Ashar kan 4 rakaat?”

Yang lainnya juga bilang, ”Iya Rip lu salah itung. Baru 3 raka’at.”

Yang lain lagi punya ide, ”Yuk kita tambahin lagi 1 rakaat. Biar pas jadi empat.”

Dan apa jawaban Sarip? Dengan tenang dan dengan mimik seakan seorang pakar agama, dia menjawab, ”Sebetulnya tadinya emang kita mau sholat Ashar, tapi di tengah perjalanan tiba-tiba waktu magrib udah masuk kan?”

“Terus gimana maksud lu?” Tanya yang lain.

”Nah, begitu gue denger adzan magrib, gue memutuskan untuk ngeganti sholat kita ini; dari Ashar jadi Magrib. Makanya pas rakaat ke tiga tadi, gue langsung tahiyat akhir. Sholat magrib cuma 3 rakaat kan?”

Hahahahahaha ancur banget ya anak-anak kantor saya *(Termasuk saya juga sih hehehehehe) *. Karena itulah secara berkala, presdir kantor kami suka manggil ustadz ke kantor. Dalam acara siraman rohani itu semua kelakuan dan pertanyaan yang ada langsung jadi topik bahasan. Semua ditanyakan pada ustadz tersebut. Dari smsan di mesjid, HP berdering pas lagi sholat dan tentu saja penyakit yang paling akut di dalam diri kita semua ; Sholat di injury time. Hehehehehehehe…