
"Yang menarik adalah kebanyakan orang berbohong lebih sering saat berkomunikasi secara online," kata Mattitiyahu Zimbler, peneliti senior dari University of Massachusetts-Amherst.
Dalam penelitian yang dilakukannya, Zimbler melibatkan 220 mahasiswa dan meminta mereka berkomunikasi dengan orang berjenis kelamin sama selama 15 menit. Komunikasi dilakukan melalui email, instant message, atau tatap muka langsung.
Para partisipan studi memperkenalkan diri masing-masing dan percakapan mereka direkam. Kemudian para peneliti meminta partisipan melihat transkrip percakapan itu dan mencatat jika ada isi perbincaraan yang tidak jujur.Para peneliti menemukan dalam waktu 15 menit rata-rata partisipan berbohong 1,5 kali. Kebohongan yang diucapkan masih tergolong minor, bahkan karena disebabkan lupa.