Selasa, 16 Juni 2009

8 Mitos & Fakta AIDS


Dibawah ini merupakan Mitos & Fakta tentang penyakit AIDS :
Mitos 1
AIDS merupakan masalah masyarakat Afrika
Fakta: Dari 42 juta penderita HIV/AIDS di seluruh dunia, 70 persen memang berada di sub-Sahara, Afrika. Namun HIV/AIDS bukan masalah Afrika saja:
HIV/AIDS ada dan menyebar di benua termiskin di dunia ini akibat kebijakan ekonomi dan kolonialisme bangsa Barat.
HIV/AIDS menyebar pada negara-negara di seluruh dunia, terutama dengan banyak komunitas yang miskin, ketidakadilan, dan konflik. Eropa Timur serta Asia Tengah memiliki tingkat penyebaran paling tinggi, diikuti oleh negara-negara di Asia Pasifik, Karibia, dan Amerika Latin.

Mitos 2
Untuk menghentikan penyebaran HIV, masyarakat hanya perlu menghentikan hubungan seksual dengan banyak partner dan penggunaan narkoba.
Fakta: Struktur sosial ekonomis di berbagai belahan dunia menyebabkan banyak orang tak memiliki pilihan. Mereka terpaksa melakukan tindakan berisiko tertular HIV/AIDS akibat kemiskinan, jender, ketidakadilan etnis, buruh migran, serta konflik bersenjata.

Mitos 3
Dana pemberantasan AIDS di negara berkembang masuk ke dalam kantung para pejabat korup.
Fakta: Korupsi ada di berbagai negara dunia. Namun hal ini semestinya tidak menghentikan maupun memperlambat kontribusi sumbangan:
Warga negara secara individual maupun kelompok, pihak media massa serta pejabat pemerintah di seluruh dunia telah menunjukkan kewaspadaan serta komitmen yang lebih tinggi untuk memerangi korupsi akhir-akhir ini.
Institusi internasional seperti Global Fund untuk memerangi AIDS, TB, dan Malaria, memiliki mekanisme yang cukup ketat untuk memastikan akuntabilitas penerima donor.
Banyak negara dengan sejarah korupsi memiliki program penanganan HIV/AIDS yang sukses. Seperti Thailand, Uganda, dan Brasil.
Mitos 4
Penanganan terbaik untuk mengendalikan AIDS di negara berkembang adalah pencegahan. Terapi yang mahal sebaiknya menunggu hingga program pencegahan telah dilakukan.
Fakta: Pencegahan dan terapi memiliki peran yang sama dalam menangani HIV/AIDS:
Adalah tidak adil membiarkan sepuluh juta orang mati begitu saja tanpa pengobatan AIDS. Padahal, di negara-negara maju, kondisi penderita HIV/AIDS telah semakin meningkat berkat pengobatan.
Negara dengan jumlah penderita berada pada usia produktif akan menghadapi bencana ekonomi dan sosial besar bila mereka dibiarkan meninggal begitu saja.
Keberhasilan program pencegahan terbatas. Program pencegahan seringkali bertentangan dengan kondisi sosioekonomi masyarakat. Selain itu, program pencegahan terbaik sekalipun tidak dapat mencegah laju penyebaran pada negara dengan prevalensi cukup tinggi.
Pencegahan dan pengobatan secara bersama-sama memiliki dampak sinergis. Konseling dan tes, strategi utama pencegahan, jauh lebih bermanfaat bila dibarengi dengan program untuk mereka yang HIV positif.

Mitos 5
Pengobatan AIDS di negara berkembang sulit dilakukan karena obat antiretroviral terlalu mahal dan karena negara-negara tersebut tidak memiliki infrastrukur yang cukup baik untuk menyebarkan obat tersebut. Penggunaan ARV yang salah justru dapat meningkatkan resistensi HIV.
Fakta:
Pengobatan untuk warga miskin tidak lagi mahal karena baik obat generik maupun paten harganya sekarang jauh lebih murah.
Biaya ekonomi justru akan lebih melambung tanpa adanya pengobatan.
Bukti menunjukkan bahwa mengobati pasein dengan ARV dapat menghemat dana sistem kesehatan.
Infrastrutur tersedia di berbagai daerah.
Penyebaran ARV dapat disederhanakan dan dimodifikasi bagi kepentingan warga miskin.
Kerjasama yang dibentuk antara kelompok kaya dan miskin membantu penyebaran ARV di daerah yang sulit dicapai.
Resistensi terhadap obat dapat diminimalisir dengan terapi yang tepat. Infrastruktur untuk mengatasi TB dapat ditiru.

Mitos 6
Vaksin HIV akan segera tersedia dan dapat menyelesaikan krisis ini.
Fakta: Vaksin tak akan menyelesaikan krisis AIDS:
Meski telah banyak perkembangan dalam penelitian vaksin HIV, masih terdapat banyak hal yang harus diketahui untuk menuntaskan penelitian tersebut.
Penelitian vaksin HIV seringkali terhambat masalah dana. Selain itu, kurangnya koordinasi antar peneliti memperumit masalah ini.
Sulitnya menciptakan vaksin yang efektif
Pada saat vaksin tersebut berhasil dikembangkan, masih akan banyak jutaan orang akan mati bila tidak ada langkah segera dilakukan untuk mengatasinya.

Mitos 7
Perusahaan farmasi bersama para pejabat di negara maju hanya mengeruk keuntungan dari penderita AIDS miskin di negara berkembang.
Fakta:
Harga ARV semakin murah di berbagai negara berkembang.
Versi generik ARV telah diproduksi di berbagai negara dan diespor ke negara lain berkat aturan WTO.
Meningkatnya versi generik membuat obat paten juga lebih murah.
Sejarah membuktikan bahwa gerakan masyarakat dapat mempengaruhi perusahaan dan negara.
Beberapa kompromi antara akses obat serta profit sudah ada, termasuk pembelian ARV dalam jumlah besar oleh pemerintah negara berkembang, perbedaan harga antara negara kaya dan miskin.

Mitos 8
Sejak sumber daya menjadi terbatas, para pejabat perlu lebih memperhatiikan masalah orang banyak seperti gizi, air bersih, dan kesehatan anak ketimbang AIDS.
Fakta: Pengobatan AIDS akan berpengaruh besar untuk menghindari bencana ekonomi, sosial, dan kesehatan secara umum:
AIDS terutama menyebabkan kematian pada generasi muda di masa produktif, hal ini berpengaruh besar pada perekonomian.
Pertanian juga terancam oleh HIV/AIDS. Bila para petani mati, maka pasokan pangan akan hilang dan masyarakat menjadi kurang gizi, pengaruhnya besar pada kesehatan secara umum.
Anak-anak menjadi yatim piatu, terlantar tanpa makanan, pendidikan, layanan kesehatan serta masa depan cerah.
AIDS dapat menyebarkan penyakit infeksi lain seperti tuberculosis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar