Selasa, 10 Maret 2009

Sekadar Singgah

Seorang Muslim yang beriman pastinya tidak mempunyai perasaan kehidupan ini akan kekal tanpa batas. Dia meyakini suatu saat kematian itu akan tiba: di sela-sela aktivitas harian yang padat atau bahkan saat tidur malam.

Hidup berubah sangat cepat. Kita hanyalah seorang musafir yang cuma sekadar mampir, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah SAW, ''Perumpamaanku untuk kehidupan ini adalah seperti seorang musafir yang beristirahat di tengah-tengah perjalanan di bawah pohon dan kemudian meninggalkannya.'' (HR Ahmad, Tirmizi, dan Hakim).

Allah pun meneguhkannya dalam salah satu firmannya, ''Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.'' (QS Almukmin [40]: 39). Peringatan Allah SWT sungguh jelas, dunia ini akan binasa. Kita akan dikembalikan kepada-Nya setelah diberi kesempatan menjalani kehidupan dunia ini yang nyata-nyata hanyalah ujian demi ujian, baik berupa kemiskinan, anak, istri, hingga perhiasan yang banyak, pangkat, jabatan, dan kekayaan.

Karenanya, sudah semestinya kita tidak terbuai dengan kenikmatan terhadap dunia karena semuanya akan lenyap binasa. Panah kematian diarahkan tepat ke sasaran di antara senda gurau kita. Perangkap kenikmatan berupa cahaya-cahaya indah yang menyilaukan mata sudah seharusnya kita waspadai dan hindari.

ketahuilah, tubuh kita tidak akan selamanya kuat dan sehat. Tidak cukupkah kuburan sebagai pengingat dan pemberi nasihat di antara nasihat yang nyata bagi kita? Rasulullah SAW bersabda, ''Dahulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, ingatlah sekarang, berziarahlah ke kuburan, karena itu bisa mengingatkan kalian pada akhirat.'' (HR Hakim dari Anas Bin Malik RA).

Jelaslah karena ketentuan-ketentuan-Nya, kita tak akan bisa lari daripada-Nya. ''Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh ....'' (QS Annisaa [4]: 78). Nyatalah kita dibatasi apa yang bernama kehidupan dan kematian. Jarak keduanya begitu dekat untuk kita berpindah tempat. Kita sekadar singgah di dunia ini seperti seorang yang berteduh di bawah pohon untuk kemudian meninggalkannya.


Oleh : Ganda Pekasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar